Tempat & Tanggal Lahir
Yogyakarta, 6 Mei 1952
Karir
- Ibu Negara Republik Indonesia ke-6
Pendidikan
- Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia
- Fakultas Ilmu Politik Universitas Terbuka (UT) (1998)
Detail Tokoh
Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono, disebut bakal menjadi calon presiden (capres) yang diusung Partai Demokrat pada Pemilihan Umum Presiden 2019. Kabar ini berkembang begitu pesat seiring gencarnya Partai Demokrat melakukan perjalanan ke sejumlah daerah di Pulau Jawa untuk bertemu masyarakat.
Tersebar pamflet yang menggambarkan Ani sebagai calon presiden di sejumlah tempat. Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Bandung Yogi Suprayogi menilai, langkah Demokrat memunculkan Ani sebagai capres sebenarnya lebih bertujuan melihat reaksi publik dalam rangka menghadapi pilpres dan pemilu legislatif 2019. Sementara untuk peluang terpilihnya Ani, Yogi menilai Demokrat masih harus bekerja keras. Daya tarik ani menurut Yogi jelas belum sekuat SBY apalagi di kalangan pemilih rasional. Selain itu, dia juga belum teruji sebagai negarawan meskipun selama 10 tahun mendampingi SBY.
Diketahui, SBY bersama jajaran Dewan Pertimbangan Partai Demokrat sejak sepekan terakhir melakukan tur ke sejumlah kabupaten/kota di Pulau Jawa. Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menjelaskan, di sejumlah pertemuan dengan masyarakat memang terungkap keinginan agar SBY kembali maju pada Pilpres 2016.
Ani Yudhoyono lahir di Yogyakarta pada 6 Juli 1952 dan dibesarkan dalam lingkungan militer dan politik di keluarganya. Ayahnya, Sarwo Edhi Wibowo adalah mantan Kepala STaf Angkatan Darat. Ani lahir persis pada saat Sarwo sedang bertugas di Batalyon Kresna.
Ani sempat melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas Kristen Indonesia untuk mengejar cita-citanya menjadi dokter. Tapi, pada tahun ketiga berhenti karena ia harus mengikuti ayahnya yang ditugaskan negara menjadi Duta Besar di Korea Selatan. Sepulang ke Indonesia, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Ilmu Politik Universitas Terbuka (UT). Ani fasih berbicara, menulis, dan membaca dalam Bahasa Inggris serta memahami Bahasa Korea secara pasif.
Ani selain pernah memegang jabatan sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, ia juga aktif dalam kegiatan sosial di Persit Kartika Chandra Kirana (Persatuan Istri Tentara), Dharma Pertiwi dan Dharma Wanita.
Saat pertama kali bergabung dengan Demokrat, Ani beralasan ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia partai.
Hal ini dimaksudkan supaya Partai Demokrat bisa menjadi partai alternatif di masa depan. Kesuksesan pun didapatkan Demokrat pada Pemilu Presiden 5 Juli dan 20 September 2004 yang berhasil menggolkan suaminya sendiri, Susilo Bambang Yudhoyono berpasangan dengan Muhammad Jusuh Kalla sebagai peraih suara terbesar. Artinya, bersamaan itu pula Kristiani Herrawati terpilih sebagai ibu negara di Indonesia yang bependuduk 220 juta jiwa.
Ketika menjadi ibu negara, Ani bersama dengan istri para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu membentuk suatu perkumpulan dengan nama Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) untuk membantu masyarakat, khususnya anak-anak dan kaum perempuan yang kurang beruntung dalam rangka memberdayakan mereka melalui program "Indonesia Sejahtera" sesuai tujuan Millenium Development Goals (MDGs).
Melalui SIKIB, Ibu Negara keenam Republik Indonesia ini memelopori Program Indonesia Pintar, yang meliputi penyediaan Motor Pintar, Mobil Pintar, Kapal Pintar sebagai sarana bergerak untuk menyediakan buku-buku bacaan bagi anak-anak secara gratis. Selain itu ada pula rumah pintar, yakni rumah di suatu daerah yang agak jauh dari kota, seperti Rumah Pintar 'Akhlaqul Karimah' yang ada di Kelurahan Cipondoh, yang menyediakan buku bacaan untuk anak-anak secara gratis.
Setelah berakhirnya masa jabatan suami sebagai presiden, Ani tidak serta merta menghentik aktivitas-aktivitas sosial yang sudah dikerjakannya selama ini. Ia bertekad akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat semampu mungkin sesuai dengan kapasitasnya.Kepada semua pihak ia mengajak untuk bersama-sama membangun kepedulian sosial dan peningkatan kesejahteraan ini sesuai kapasitasnya masing-masing sehingga dapat membawa kebaikan bagi masyarakat.
Pada tahun 2019, Ibu Ani menjadi sorotan publik karena dia menderita penyakit kanker darah sejak tanggal 2 Februari 2019. Kini, Ibu Ani tengah menjalani pengobatan di Singapura berdasarkan rekomendasi dari tim dokter kepresidenan Indonesia.