Menuju konten utama
Altantuya Shaaribuu

Altantuya Shaaribuu

Model Mongolia

Tempat & Tanggal Lahir

Mongolia, 1 Januari 1970

Karir

  • Model Mongolia

Pendidikan

  • Sekolah Dasar di Rusia

Detail Tokoh

Altantuya Shaaribuu (1978-2006) adalah seorang wanita kelahiran Mongolia yang terkenal sebagai korban pembunuhan yang sangat kejam karena jasadnya diledakkan dengan bom C4 pada bulan Oktober 2006 di Shah Alam, Malaysia.

Altantuya memulai pendidikan sekolah dasarnya di Rusia dan dia fasih berbahasa Mongolia, Rusia, Perancis, dan Inggris. Dia kembali pindah ke Mongolia pada tahun 1990 dan menikah dengan seorang penyanyi beraliran tekno bernama Maadai beberapa tahun kemudian. Keduanya dikaruniai seorang anak di tahun 1996 tetapi pernikahan tersebut berakhir perceraian sehingga Altantuya dan anaknya tinggal bersama orang tua Altantuya. Setelahnya, Altantuya sempat pindah ke Perancis dan masuk sekolah model sebelum kembali ke Mongolia lagi dan membuka bisnis perjalanan/travel namun tidak berjalan mulus. 

Sempat kembali menikah dan memiliki anak kedua namun kembali bercerai di tahun 2003, Altantuya memutuskan untuk pindah ke Hong Kong pada 2005 dan membuka bisnis yang lain. Di situlah ia bertemu dengan Abdul Razak Baginda, seorang analis pertahanan dari tangki pemikiran Pusat Penelitian Strategis Malaysia dan menjalin hubungan dengannya.

Setelah tiba di Kuala Lumpur bersama sepupunya dan seorang temannya pada Oktober 2006 untuk menjalin kembali hubungannya dengan Baginda, ia pindah ke rumah Baginda, namun diculik dan dibawa pergi. Penyelidikan polisi mengungkapkan bahwa ia ditembak dua kali dan diledakkan dengan bahan peledak C4. Ketika tubuhnya ditemukan, ia hanya dapat diidentifikasikan melalui uji DNA atas potongan-potongan tulangnya.

Baginda dan tiga anggota kepolisian ditahan selama penyelidikan pembunuhan ini. Dua orang lainnya yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan ini adalah Inspektur Kepala Azilah Hadri, 30 dan Kopral Sirul Azhar Umar, 35, di mana seorang anggota polisi dibebaskan karena tidak terlibat dalam kasus ini. Mereka adalah anggota pasukan elit Pasukan Gerakan Khas A (Unit Tindak Khas), pasukan khusus Mabes PDRM dan keduanya ditempatkan di kantor Wakil Perdana Menteri, yang juga merangkap sebagai Menteri Pertahanan pada waktu pembunuhan itu terjadi.

Kepastian tentang huubungan (yang diakui oleh Baginda di Pengadilan) dan rincian-rincian yang pasti tentang pembunuhannya masih dalam penyelidikan. Kaerna penggunaan bahan peledak C4 (sangat jarang digunakan untuk kasus pembunuhan di Malaysia dan barangkali juga di seluruh dunia), kenyataan bahwa pihak-pihak yang dicurigai adalah polisi dan karier Baginda dapat terkait dengan kontrak-kontrak pertahanan - semuanya menimbulkan alasan-alasan kuat untuk spekulasi tentang adanya persekongkolan di balik semua ini.

Tokoh Lainnya

Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI