Publik Belanda dan Inggris geger karena bangkai kapal perang mereka raib. Bangkai tiga kapal Belanda: HNLMS De Ruyter, HNLMS Java, HNLMS Kortenaer, dan satu kapal Inggris HMS Electra yang panjangnya melebihi lapangan sepakbola itu hilang tanpa jejak dalam waktu singkat.
Kapal-kapal itu karam dalam Pertempuran Laut Jawa ketika Perang Dunia II dan hilang di dekat Bawean, Jawa timur. Bagi Belanda dan Inggris dan negara-negara Barat pada umumnya, kerangka kapal perang di bawah laut sama derajatnya dengan taman makam pahlawan di darat.
"Penodaan kuburan perang adalah penghinaan serius," kata Menteri Pertahanan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert pada 2016. "Pertempuran Laut Jawa adalah bagian dari memori kolektif kami. Bangkai kapal itu saksi bisu peristiwa tragis dan panggung kisah-kisah tentang kengerian perang."
Reportase Tirto menemukan: kerangka kapal itu diduga dibawa oleh PT Jatim Perkasa. Proses pengangkatannya memakai kapal jenis grab dredger bernama Pioner 88. baca selengkapnya
Mereka tak bekerja sendirian. Pencurian serupa terjadi di hampir seluruh Asia Tenggara. Diperkirakan 48 bangkai kapal bersejarah telah dibawa oleh sindikat ini sejak 2013.
Di Malaysia, mereka menggunakan kapal Inai Merah yang beroperasi di sekitaran Selat Malaka, dan Puteri 99 serta Chuan Hong 68 di Laut Cina Selatan. Di Indonesia, selain Pioner 88 yang beraksi di Laut Jawa dan kawasan Indonesia timur, ada pula Armada Salvage 8, KBR Benoa 1, Dongfu 881, dan MV Laut Lestari yang terpantau pernah mengangkat kerangka kapal bersejarah di Selat Sunda, perairan Bangka, sampai Selat Malaka.
Kapal-kapal pengangkat itu terdaftar dengan pemilik dan perusahaan berbeda. Namun, penelusuran kami menemukan ada satu benang merah: koneksi ke Provinsi Fujian, Cina.
Lima dari delapan kapal grab dredger yang beroperasi di Asia Tenggara diekspor oleh satu perusahaan: Fujian Jiada Ship Import & Export Co., Ltd, yang berbasis di kota Ningde, Fujian. Di situsweb resmi perusahaan, mereka mengakui telah memasok Armada Salvage 8, MV Laut Lestari, Pioner 88, Inai Merah dan Puteri 99 ke Indonesia dan Malaysia. Tiga kapal lainnya: Dongfu 881 dimiliki PT Fujian Yida Shipping, Chuan Hong 68 milk Fujian Yarui Marine, dan KBR Benoa 1 alias Hai Hong Gong 1 terdeteksi berada di Ningde, Fujian, pada 7 Desember silam.
Setelah mengalami perkembangan industrialisasi yang luar biasa, Cina muncul sebagai penghasil dan konsumen baja terbesar dunia. 47 persen konsumsi baja global bermuara ke Cina. Pada 2013, kebutuhan baja Cina mencapai 735 juta ton kubik. Bahan baku bijih besi yang tersedia tak cukup memenuhi permintaan pasar. Satu-satunya solusi ialah mengolah kembali besi bekas.