Seminggu Penggusuran Sunter, Warga Masih Bertahan Sejumlah warga yang terdampak penggusuran masih bertahan dengan mendirikan pondokan-pondokan dari barang sisa penggusuran tepat di depan puing-puing rumah mereka.
Fotografer:
Hafitz Maulana Terbit 21 Nov 2019 19:47 WIB,
Diperbarui 22 Nov 2019 08:26 WIB
Sebuah manekin dari sisa-sisa penggusuran yang berlangsung minggu lalu, Kamis (14/11/19) di kawasan Jl. Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (21/11/19). Warga menolak direlokasi ke kawasan Rumah Susun Marunda dengan alasan terlalu jauh dari aktivitas keseharian mereka sebagai pengepul barang bekas serta biaya sewa yang terlalu tinggi di rusun tersebut. tirto.id/Hafitz Maulana Sejumlah alat berat masih terus beraktifitas menghancurkan puing-puing bangunan semipermanen yang digusur sejak minggu lalu, Kamis (14/11/19) di kawasan Jl. Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (21/11/19). tirto.id/Hafitz Maulana Tumpukan sampah dan sisa puing-puing bangunan semipermanen akibat penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta yang dilakukan minggu lalu, Kamis (14/11/2019) masih nampak di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis (21/10/19). Sejumlah warga yang terdampak penggusuran masih bertahan dan menolak direlokasi ke kawasan Rumah Susun Marunda dengan alasan terlalu jauh dari aktivitas keseharian mereka sebagai pengepul barang bekas serta biaya sewa yang terlalu tinggi di rusun tersebut. tirto.id/Hafitz Maulana Puing-puing bangunan pemukiman semipermanen yang digusur oleh dinas Pemprov DKI Jakarta di Jl Agung Perkasa, Blok K, kawasan Sunter Jakarta Utara (21/10/19). Pemukiman padat tersebut dihuni oleh warga yang mayoritas berprofesi sebagai pengepul barang bekas. tirto.id/Hafitz Maulana Warga bersama keluarganya yang terdampak penggusuran masih tetap bertahan dengan mendirikan pondokan dari sisa-sisa penggusuran tepat di depan puing-puing rumah mereka di kawasan Jl. Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (21/11/19). Warga menolak direlokasi ke kawasan Rumah Susun Marunda dengan alasan terlalu jauh dari aktivitas keseharian mereka sebagai pengepul barang bekas serta biaya sewa yang terlalu tinggi di rusun tersebut. tirto.id/Hafitz Maulana Seorang warga yang terdampak penggusuran dengan luka di kakinya akibat terkena pecahan kaca ketika bentrok saat peristiwa penggusuran yang berlangsung minggu lalu, Kamis (14/11/19) masih tetap bertahan dengan mendirikan pondokan dari sisa-sisa penggusuran tepat di depan puing-puing rumah mereka di kawasan Jl. Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (21/11/19). Warga menolak direlokasi ke kawasan Rumah Susun Marunda dengan alasan terlalu jauh dari aktivitas keseharian mereka sebagai pengepul barang bekas serta biaya sewa yang terlalu tinggi di rusun tersebut. tirto.id/Hafitz Maulana Sebuah manekin dari sisa-sisa penggusuran yang berlangsung minggu lalu, Kamis (14/11/19) di kawasan Jl. Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (21/11/19). Warga menolak direlokasi ke kawasan Rumah Susun Marunda dengan alasan terlalu jauh dari aktivitas keseharian mereka sebagai pengepul barang bekas serta biaya sewa yang terlalu tinggi di rusun tersebut. tirto.id/Hafitz Maulana Petugas Satpol PP bersama petugas kebersihan DKI Jakarta berjalan menyusuri kawasan bangunan semipermanen yang telah digusur sejak minggu lalu di kawasan Jl. Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (21/11/19). Sejumlah warga yang terdampak penggusuran masih bertahan dan menolak direlokasi ke kawasan Rumah Susun Marunda dengan alasan terlalu jauh dari aktivitas keseharian mereka sebagai pengepul barang bekas serta biaya sewa yang terlalu tinggi di rusun tersebut. tirto.id/Hafitz Maulana Petugas menggunakan alat berat masih beroperasi setelah seminggu lalu (14/11/19) melakukan penggusuran terhadap bangunan semipermanen di kawasan Jl. Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (21/11/19). Di sisi lain, sejumlah warga yang terdampak penggusuran masih bertahan dengan mendirikan pondokan-pondokan dari barang sisa penggusuran tepat di depan puing-puing rumah mereka. Warga menolak direlokasi ke kawasan Rumah Susun Marunda dengan alasan terlalu jauh dari aktivitas keseharian mereka sebagai pengepul barang bekas serta biaya sewa yang terlalu tinggi di rusun tersebut. tirto.id/Hafitz Maulana
Baca juga artikel terkait
PENGGUSURAN atau tulisan lainnya
Fotografer: Hafitz Maulana