tirto.id - Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menitipkan penuntasan kasus kriminalisasi penyidik KPK Novel Baswedan kepada pemerintah dan pimpinan KPK periode 2019-2023. Menurut dia, bagaimanapun juga kasus itu adalah beban moral yang harus dipikul negara ini.
"Mereka secara moral harus bertanggungjawab. Sebagaimana kami, secara moral, juga bertanggungjawab," ujar Saut di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis malam (19/12/2012).
Saut mengibaratkannya seperti perang. KPK serupa pasukan militer yang sedang berjuang di medan perang bernama pemberantasan korupsi. Sehingga ketika ada dari salah satu prajurit yang terluka, maka para pimpinan harus senantiasa bertanggungjawab atas keselamatan anak buahnya.
"Kita harus bertanggungjawab pada pasukan kita. Nanti kami akan titip, seperti apa mereka mengikuti perkembangan ini dan harapannya mereka punya perhatian khusus tentang itu," ujar Saut.
Sementara itu, Laode M Syarif berharap KPK akan lebih baik lagi ke depannya. Terutama untuk penanganan kasus-kasus besar yang saat ini masih dalam proses agar segera bisa dituntaskan oleh kepimpinan periode selanjutnya. Salah dua kasus yang dimaksud adalah BLBI dan e-KTP.
"Karena itu kasus-kasus besar dan itu menjadi perhatian masyarakat Indonesio. Jadi tolong dibantu komisioner yang akan datang, mengawal itu dengan baik," ujar Laode ketika ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis.
Agus Rahardjo, Laode M. Syarif, Basaria Panjaitan, Saut Situmorang, dan Alexander Marwata hadir. Nama terakhir masih akan melanjutkan tugasnya sebagai komisioner KPK 2019-2023.
Presiden Joko Widodo akan melantik Firli Bahuri, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, Alexander Marwata, dan Nawawi Pomolango di Istana Jakarta pada Jumat, 20 Desember 2019.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Abdul Aziz
