Udara dingin pegunungan masih terasa menembus hingga ke tulang meskipun di bawah terik matahari. Sejumlah kerabat almarhum Bura berkumpul di dekat kuburan keluarga berbentuk rumah (Patane). Mereka datang untuk membersihkan Patane yang terletak di Lembang (desa) Ampang Batu, Kecamatan Rinding Allo, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Mereka melakukan musyawarah keluarga besar sebelum memulai ritual Ma’nene. Sebuah tradisi animisme yang masih dipertahankan oleh masyarakat suku Toraja hingga saat ini.
Kematian seorang kerabat melibatkan banyak langkah seremonial yang rumit bagi masyarakat suku Toraja. Salah satunya ritual Manene yang merupakan lanjutan dari upacara pemakaman Rambu Solo. Jenazah diawetkan melalui proses pembalsaman menggunakan ramuan tradisional yang di zaman modern saat ini, disuntikan dengan cairan formalin ke dalam tubuh jenazah. Lalu jenazah disimpan di Patane atau dimakamkan di kuburan batu yang dipahat (Liang) setelah upacara Rambu Solo selesai.
Satu per satu jenazah yang telah diawetkan dikeluarkan dari Patane. Sejumlah keluarga dan kerabat saling berkerjasama mengeluarkan dan menurunkan peti jenazah dari Liang. Jenazah-jenazah tersebut kemudian dijemur dan dibersihkan. Keluarga menyiapkan pakaian favorit almarhum semasa hidupnya, juga beberapa lembar kain pembungkus atau selimut untuk membungkus jenazah yang telah hancur atau lapuk. Dengan hati-hati, kerabat membersihkan jenazah dengan menggunakan kuas kemudian mengganti pakaian jenazah dan mendandaninya sebelum dimasukkan lagi ke dalam peti dan disemayamkan Patane atau Liang.
Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk menghormati leluhurnya. Seperti yang dilakukan masrakat suku Toraja. Masrakat yang tinggal di daerah pegunungan tersebut melaksanakan ritual Manene sebagai ungkapan kasih sayang dan cinta serta penghormatan kepada leluhur mereka. Digelar setiap tiga tahun di bulan Agustus atau September setelah panen raya.
Meskipun beberapa agama samawi telah berkembang di daerah itu khususnya agama Kristen yang dianut oleh mayoritas masrakat Toraja, namun ritual animisme yang dilaksanakan secara turun temurun tersebut masih terus dipertahankan dan dibudayakan oleh masyarakat suku Toraja. Inilah yang menjadikan Toraja salah satu daerah objek wisata ritual dan tradisi di Sulawesi Selatan sehingga wisatawan dari dalam negeri maupun wisatawan manca negara rela meluangkan waktu untuk menyaksikan dan mengabadikan ritual sakral “dari leluhur untuk leluhur” ini.
Foto dan Teks : ANTARA FOTO/ Arnas Padda
Editor : ANTARA FOTO/ Yusran Uccang