tirto.id - Kementerian Agama (Kemenag) telah menerima Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023 sebanyak 29.012. Selanjutnya mereka akan mengikuti orientasi PPPK dari Kemenag.
Orientasi PPPK dijadwalkan mulai pada Selasa, 12 September hingga akhir Oktober 2023. Pembukaan akan digelar secara serentak melalui Daring (Dalam Jaringan) dan Luring (Luar Jaringan).
Pelaksanaan orientasi kepada PPPK 2023 ini telah mengantongi izin prinsip penyelenggaraan yang tertuang dalam surat Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN Nomor: 5666/D.3/PDP.07.01.
Nantinya pelaksanaan orientasi PPPK akan menggunakan metode blended learning atau metode pembelajaran dengan cara menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan jarak jauh.
Rincian Kegiatan Orientasi PPPK Kemenag 2023
Merujuk pada laman Kemenag, berikut beberapa rincian kegiatan terkait orientasi PPPK Kemenag 2023:
1. Upacara pembukaan akan dilaksanakan secara serentak pada 12 September 2023.
2. Kegiatan PPPK akan selesai pada akhir oktober 2023 atau terhitung sekitar 1 bulan pelaksanaan.
3. Seremonial pembukaan orientasi akan dipusatkan di Balai Diklat Keagamaan Surabaya.
4. Peserta wajib mengikuti pembukaan dari tempat masing masing melalui zoom meeting dan channel Youtube Balitbang-Diklat Kemenag.
5. Pelaksanaan akan dilakukan dengan gabungan antara daring dan luring.
Apa Itu Orientasi PPPK?
Orientasi PPPK merupakan pengenalan kepada peserta PPPK terbaru terkait semua hal yang nantinya berkaitan dengan bidang kerja.
Berbagai materi akan disiapkan agar peserta orientasi PPPK mendapatkan bekal yang cukup.
Materi-materi tersebut meliputi sejarah, visi dan misi ASN, peraturan perundang-undangan, hak dan kewajiban PPPK, hingga sistem penilaian kerja ASN.
Mengapa Orientasi PPPK Itu Penting?
Peserta yang akan mengikuti orientasi PPPK akan mendapatkan beberapa manfaat, antara lain:
1. Membantu PPPK beradaptasi dengan lingkungan kerja baru.
2. Meningkatkan motivasi dan komitmen.
3. Menyamakan persepsi dan loyalitas.
4. Mencegah terjadinya konflik maupun kesalahan karena ketidaktahuan.
5. Mendorong terciptanya iklim kerja yang kondusif, harmonis, dan produktif di instansi pemerintah.
