Prabowo Klaim Anies - Sandi Bisa Menang Satu Putaran

tirto.id - Ketua Umum partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyebut polling internal yang telah dilakukan timnya menempatkan pasangan cagub-cawagub nomer tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno ada di peringkat teratas. Tak tanggung, hasil survei itu menempatkan Anies-Sandi memenangkan Pilkada DKI Jakarta dalam satu putaran.

"Tadi pagi saya dapat laporan dari polling kita sendiri, insya Allah sekarang kita sudah luar biasa. Kita satu putaran," ungkapnya di saat mengunjungi Jalan Garikas Raya, Kapuk, Jakarta Barat, Rabu (1/2/2017).

Ia juga menyebutkan pasangan itu berada dengan poin tertinggi dengan persentase di atas lima puluh persen. "Yang tertinggi 67 persen dan paling rendah 52 persen. Dengan hasil ini, maka di antara itu berarti 1 putaran," katanya

Namun, ia mengatakan bahwa kemenangan itu tak dapat diraih jika warga hanya memilih pasangan nomor urut 3 saja. Selain memilih Anies-Sandi pada pemilihan tanggal 15 Februari nanti, para simpatisan pun diwajibkan ikut mengawasi jalannya pemilihan dan perhitungan suara pada setiap TPS.

"Insya Allah. Syaratnya, kalian semua harus berbondong-bondong ke TPS, kita jaga suara kita jangan sampai dicolong."

Berdasarkan survei yang dilakukannya itu, Prabowo memprediksikan angka golput akan teramat tinggi mencapai 40 persen. Dengan semakin tingginya pemilih yang tak mencoblos, maka kans kecurangan manipulasi suara akan sangat besar.

"Jadi saudara-saudara, kita perlu semuanya turun ke TPS. Karena apa? statistik mengatakan yang milih cuma 60 persen. Bayangkan. Jangan boleh begitu karena apa, kalau yang dateng sedikit, nanti dipakai suaranya sama yang lain," tuturnya kepada pendukung Anies-Sandiaga.

Di lokasi sama, Politisi Partai Geindra, Ahmad Ariza Patria ketimbang mempromosikan Anies-Sandi, dia lebih gemar menyampaikan sindiran atas kinerja gubernur petahanana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kepada warga, amat tidak memuasakan.

"Serapan anggaran Ahok tidak sampai 60 persen, jauh tertinggal. Kemudian juga kebersihan, dulu Jakarta selalu dapat Adipura. Zaman sekarang, Ahok, tidak dapat. Bahkan laporan BPK selama ini pemda DKI selama ini dapat WTP, di era Ahok justru wajar dengan Pengecualian."