tirto.id - Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri terus berkoordinasi dengan kepolisian Thailand untuk menangkap aktor utama peredaran narkoba jaringan Thailand-Indonesia, Fredy Pratama.
Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti menyatakan dirinya langsung terbang ke Thailand untuk memimpin langsung operasi pengejaran tersebut. Ia memastikan, pengejaran dilakukan dengan police to police bersama kepolisian Thailand.
"Sudah dibentuk oleh kepolisian Thailand, bahkan saya memimpin langsung ke sana. Ada dua tim diturunkan masih dalam pengejaran," ujar Krishna di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Ia tak menanggapi mengenai informasi yang menyebut bahwa Fredy Pratama diduga melakukan operasi plastik atau sudah keluar dari Thailand. Menurut Krishna, pihaknya bersama kepolisian Thailand berupaya maksimal melakukan pengejaran.
Polri diketahui sedang membongkar jaringan besar narkoba Thailand-Indonesia. Total 10,2 ton sabu, 116.346 butir ekstasi, uang tunai Rp4,82 miliar uang tunai, 13 kendaraan mewah, dan enam bangunan disita dari pengungkapan jaringan tersebut.
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri beserta jajaran polda-polda juga sudah menangkap 39 anak buah Fredy Pratama.
Seluruhnya dikenakan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Sosok Fredy Pratama sendiri telah ditetapkan sebagai buron sejak 2014 oleh kepolisian. Red notice telah diterbitkan sejak Juni 2023 karena pelaku utama jaringan ini diduga berada di luar negeri.
Wadirtipidnarkoba Bareskrim Polri Kombes Jayadi mengatakan sosok Fredy Pratama diyakini masih berada di kawasan Asia Tenggara. Kendati demikian, pencarian memang diutamakan di Thailand.
"Dugaan sementara demikian, tetapi juga kita tidak fokus di wilayah itu. Negara lain juga akan terus komunikasi," ucapnya.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto
