tirto.id - EVP Batubara PT PLN (Persero) Sapto Aji Nugroho mengungkap kebutuhan batu bara penugasan dari pemasok belakangan makin terbatas. Hal itu seiring dengan harga komoditas energi primer kembali naik pada pertengahan tahun ini.
Lebih lanjut, dia meminta pemerintah untuk mengatasi adanya potensi seretnya pasokan dari tak terpenuhinya domestik market obligation (DMO). Salah satunya segera mengimplementasikan badan layanan umum (BLU) batu bara untuk mengatasi ketimpangan pasokan hingga akhir tahun ini.
"Mereka [pengusaha] berharap BLU sudah mulai implementasi dia tidak menolak penugasan Minerba tetapi mengatur jadwalnya setelah BLU keluar," jelas dia dalam Diskusi Publik BLU Batubara dikutip Kamis (4/8/2022).
Sebelumnya kata dia, perseroan mengalami kekurangan pasokan batu bara mencapai 15,5 juta ton pada awal 2022. Sementara itu, rencana kerja dan anggaran perusahaan atau RKAP PLN mematok kebutuhan batu bara hanya sebesar 66,4 juta ton.
“Tapi ternyata kebutuhan kami meningkat tajam menjadi 84,7 juta ton karena terjadi peningkatan kebutuhan yang jauh di atas RKAP begitu Covid-19 dan perekonomian Indonesia membaik,” kata dia.
Adapun berdasarkan pantauan harga batu bara global, pada perdagangan Senin (25/7/2022), harga batu kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup di 411,05 dolar AS per ton. Melonjak 3,01% dibandingkan penutupan pada Jumat pekan sebelumnya.
Kenaikan tersebut membawa batu bara kembali ke level psikologis 400 dolar AS per ton setelah sempat jatuh dan bergerak di bawah level tersebut sejak 15 Juli 2022. Secara keseluruhan, harga batu bara melesat 17,4% dalam sepekan secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara juga naik 6,2% sementara dalam setahun masih melesat 176,8%.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin
