tirto.id - MI6-HQ.com, yang merupakan situs penggemar James Bond membuat surat terbuka untuk meminta pihak produksi film menunda tanggal tayang film No Time to Die terkait dengan mewabahnya virus corona.
Sekiranya, film garapan sutradara Cary Joji Fukunaga akan tayang di bioskop pada awal bulan April 2020. Sementara untuk di Amerika Utara, film terakhir dari Daniel Craig yang berperan sebagai mata-mata di James Bond ini akan memulai debutnya pada 10 April mendatang.
Akan tetapi, seiring dengan mewabahnya virus corona di berbagai negara, para penggemar film tersebut mendesak distributor MGM, Universal dan produser Eon untuk menundanya sampai musim panas.
"Dengan coronavirus mencapai status pandemi (wabah) sekarang saatnya untuk memperhatikan kesehatan masyarakat di atas jadwal rilis pemasaran dan membatalkan acara publik," isi surat terbuka para penggemar dilansir Variety, seperti diwartakan Antara, Selasa (3/3/2020).
Selain itu, para penggemar juga menunjukkan pola-pola penyebaran virus di negara-negara lain. Di sisi lain, wabah virus yang terjadi di Amerika Serikat dan Inggris juga telah membuat kondisi tempat pertemuan publik seperti teater menjadi tidak kondusif, sehingga tidak memungkinkan film itu dirilis pada 10 April 2020, kata surat terbuka.
"Menunda rilis No Time To Die hingga musim panas ketika para ahli memperkirakan epidemi telah memuncak dan berada di bawah kendali," kata surat itu.
Virus corona juga telah menyebabkan penutupan teater di Cina dan Italia. Sebab, sebagian besar penjualan tiket dari seri James Bond: Spectre berasal dari pasar internasional.
"Ini hanya film. Kesehatan dan kesejahteraan penggemar di seluruh dunia, dan keluarga mereka, lebih penting. Kita semua sudah menunggu lebih dari empat tahun untuk film ini. Beberapa bulan lagi tidak akan merusak kualitas film dan hanya membantu box-office bersorak yang terakhir kalinya untuk Daniel Craig," lanjutnya.
Data dari Johns Hopkins CSSE per Rabu (4/3/2020) pukul 11.33 WIB melaporkan, jumlah kasus virus corona COVID-19 mencapai 93.158 kasus. Dari jumlah tersebut, kasus paling banyak terdapat di Cina yaitu 80.270 orang dan di Korea Selatan sebanyak 5.328 kasus.
Untuk korban meninggal, jumlahnya meningkat yaitu 3.198 orang hingga Rabu siang ini. Negara dengan korban meninggal akibat COVID-19 paling banyak adalah Cina dengan 2.871 kematian.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH
