tirto.id - Mudik lebaran 2019 diwarnai persoalan mahalnya harga tiket pesawat menuju berbagai daerah di Indonesia.
Sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah seperti penurunan batas atas dan intervensi harga avtur dianggap belum mencukupi.
Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan agar harga tiket dapat kembali murah seperti sedia kala sulit dilakukan.
Menurutnya ada tren lain yang sulit dilawan sehingga harga tiket tetap tinggi. Iskandar juga menambahkan sejauh pengamatannya sejumlah penerbangan sudah menurunkan harga tiket menyusul revisi tarif batas atas (TBA).
“Itu agak berat (turun seperti semurah dulu) tapi dari pemantauan kami rata-rata airline sudah menurunkan harga antara Rp100-250 ribu tergantung rute penerbangannya,” ucap Iskandar kepada wartawan usai konferensi pers di Gedung Kemenko Perekonomian pada Jumat (31/5/2019).
Iskandar mengatakan menyikapi keluhan masyarakat pemerintah sudah mengupayakan berbagai langkah untuk menekan tiket moda udara ini.
Pada Mei 2019, pemerintah memang sudah menggelar rapat koordinasi mengenai tiket pesawat dan menghasilkan keputusan menurunkan sekitar 12-16 persen tarif batas atas untuk rute tertentu.
“Maka untuk rasionalisasi Pak Menko sudah melakukan rakor menurunkan batas atas. Memang untuk kembali rendah, (itu) berat,” ucap Iskandar.
Iskandar menganggap belum terasanya TBA itu bisa dimengerti. Menurutnya, satu kendala yang turut menghambat turunnya harga tiket pesawat adalah harga avtur yang masih cukup tinggi. Ia yakin bila harga avtur dapat turun maka harga tiket dapat ikut turun.
“Karena secara bersamaan avtur naik. itu aja dikuncinya avtur komponen harga tiket mayoritas avtur. Kalau avtur naik kan enggak mungkin (tiket turun). Kalau dulu murah kan harga avtur seluruh dunia masih murah,” ucap Iskandar.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
