tirto.id - Presiden Joko Widodo berharap Stadion Manahan bisa segera mendapat kepastian untuk jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Apalagi, anggaran yang sudah dikucurkan pemerintah untuk renovasi stadion yang terletak di Jalan Adi Sucipto ini tidak sedikit.
“Dan artinya, Stadion Manahan Solo di 2021 Stadion Manahan Solo bisa segera ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh PSSI maupun FIFA. Sehingga, nanti semua bisa melihat bersama-sama laga internasional di stadion yang megah ini,” ucap Jokowi saat menghadiri peresmian renovasi Manahan di Solo, Sabtu (15/2/2020) malam.
Ditemui secara terpisah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga melontarkan hal serupa.
“Ini juga untuk persiapan Piala Dunia U-20 2021,” ucap dia.
Basuki lantas menjabarkan bahwa renovasi Stadion Manahan menyentuh setidaknya tujuh aspek renovasi. Anggaran yang telah terpakai untuk renovasi ditaksir menyentuh Rp301 miliar.
“Sudah lengkap semua fasilitas. Ini saya kira sudah seperti GBK mini.”
Menanggapi harapan Jokowi dan Basuki, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule mengindikasikan kans besar Manahan terpilih sebagai salah satu tuan rumah. Dia juga mengaku bakal lega jika hal itu terwujud. Kendati demikian, Iwan menjelaskan bahwa semuanya juga tergantung pada keputusan FIFA.
Terlepas dari apapun hasilnya nanti, Iwan lantas mengucapkan selamat kepada masyarakat Solo. Sebab menurutnya renovasi Manahan adalah sesuatu yang bakal membikin masyarakat Kota Bengawan bangga.
“Selamat untuk warga Solo atas stadion yang sangat megah dan menakjubkan ini. Stadion Manahan termasuk salah satu stadion yang dinominasikan menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20 2021,” ujar Iwan.
Sejauh ini sejumlah kota yang menjadi calon tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 antara lain Jakarta, Bogor, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Bandung, Bekasi, Palembang dan Pekanbaru. Nantinya, hanya akan ada enam stadion yang diputuskan FIFA menjadi tuan rumah.
PSSI sendiri rencananya bakal melakukan kunjungan ke seluruh calon tuan rumah sapai 20 Februari 2020 mendatang.
Editor: Zakki Amali
