tirto.id - Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (Department of Foreign Affairs and Trade/DFAT) Australia saat ini tengah berusaha mencari informasi apakah ada korban dari jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10) pagi.
"Departemen Luar Negeri dan Perdagangan mengetahui laporan tentang hilangnya pesawat Lion Air di Indonesia," kata seorang juru bicara DFAT, seperti dilansir dari SBS.
"Kedutaan Besar Australia di Jakarta sedang melakukan penyelidikan mendesak bersama dengan pihak berwenang setempat untuk menentukan apakah ada warga Australia yang terpengaruh [oleh insiden ini]."
Seperti dilaporkan oleh The Guardian dan 9News, pada saat yang hampir bersamaan, DFAT juga diketahui mengirimkan email berisikan instruksi bagi para pejabat Australia untuk tidak menggunakan maskapai Lion Air untuk sementara waktu hingga hasil penyelidikan atas kasus jatuhnya pesawat Lion Air ini menemukan titik terang.
Email itu dikirimkan melalui layanan Smartraveller, sebuah layanan dari DFAT kepada para pejabat dan kontraktor asal Australia.
Pesawat Lion Air JT-610 dipastikan jatuh di perairan dekat Tanjung, Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018). Pesawat jenis boeing 737 ini terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkalpinang, Bangka Belitung pada pukul 06.20 WIB.
Pada pukul 06.33 WIB pesawat yang membawa penumpang 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi infant, 2 kru, dan 6 awak kabin itu kehilangan kontak. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada pukul 9.50 WIB memastikan bahwa pesawat itu jatuh di perairan dekat Tanjung, Karawang.
Kepala Basarnas Muhammad Syaugi saat konferensi pers di kantornya mengatakan bahwa lokasi jatuhnya pesawat Lion Air dari data yang diberikan oleh Air Traffic Controller (ATC) koordinatnya itu 05 derajat 46 menit 15 detik S. 107 derajat.
Editor: Alexander Haryanto
