tirto.id - Dalam dunia sepak bola saat ini, dua legenda yang juga menjadi rivalitas abadi yaitu Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Apabila kita menengok beberapa puluh tahun ke belakang, ada dua nama yang juga merupakan legenda, Pele dan Maradona.
Kali ini kita berkenalan lebih dalam dengan Pele, pemain sepak bola berbakat dari negeri samba, Brazil.
Hidup di kawasan kumuh membuatnya harus bekerja keras. Di sela-sela kampung yang berdempet rapat, dia dan temannya masih bisa bermain sepak bola.
Kita tidak usah kaget apabila saat itu Pele bermain dengan bola yang sangat usang. Bahkan untuk berlatih, tidak jarang dia menggunakan buah-buahan.
Latar belakang keluarganya yang tidak kaya membuatnya juga kadang ikut bekerja bersama ayah.
Namun tetap saja, Pele berlatih dan bermain sepak bola. Hingga tiba suatu pertandingan melawan kelompok lain. Lawan datang dengan seragam necis dan sepatu bagus.
Sementara tim Pele? Jangankan pakai sepatu, seragam mereka saja sudah terlampau butut. Tapi ini sepak bola.
Bola yang bundar bisa menggelinding ke mana saja, tidak peduli latar belakang yang memainkannya.
Asal dia punya skill dan kecintaan akan bola, dia pasti akan menguasai pertandingan. Pertandingan itu membawa Pelle memasuki klub Santos.
Keputusan itu pula yang membuatnya bermain sebagai pemain profesional, namun di saat yang sama, dia juga terhalang untuk bermain secara internasional bersama klubnya.
Kesempatan bermain secara internasional dia dapatkan saat bergabung dengan tim nasional Brazil. Saat itu dia masih berumur 16 tahun. Walaupun umur yang masih hijau, dia menjadi salah satu tumpuan tim.
Halangan dan rintangan apa lagi yang perlu dia hadapi dengan segala yang dia miliki? Film karya sutradara penulis naskah Jeff Zimbalist dan Michael Zimbalist ini tayang perdana pada 13 Mei 2016.
Berdurasi 107 menit, Pele: Birth of a Legend berada dalam naungan studio produksi IFC Films. Selama penayangannya, Box Office Mojo mencatat pendapatan film ini lebih dari tujuh juta dolar Amerika Serikat (AS).
Situs Rotten Tomatoes memberi skor 30 persen. Sementara penonton memberi skor 68 persen. Situs IMDb memberi skor 7,2 dari 10.
Selain film ini, Jeff Zimbalist dan Michael Zimbalist juga bekerja sama dalam film Favela Rising (2005), Two Escobars (2010), Momentum Generation (2018), dan Nossa Chape (2018).
Editor: Agung DH
