Kelompok paduan suara penyintas perempuan DIALITA (Di Atas Lima Puluh Tahun) menggelar konser perilisan album kedua mereka 'Salam Harapan' pada Kamis (31/1/19) di Goethe-Institut, Jakarta.
Ekspresi para anggota kelompok paduan suara, DIALITA saat tampil di pementasan rilis album kedua mereka "Salam Harapan" di Goethe Institute, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana
Seorang anggota Dialita menoleh ke arah lorong ruang rias di penghujung pintu menuju panggung jelang pementasan rilis album kedua mereka bertajuk "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaSeorang perempuan mereparasi jahitan busana anggota Dialita di ruang rias sebelum pementasan album kedua bertajuk "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaKelompok paduan suara Dialita melaksanakan gladi resik beberapa jam jelang pementasan rilis album mereka yang ke 2 bertajuk "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaKelompok paduan suara DIALITA melakukan persiapan jelang pementasan untuk peluncuran album kedua mereka bertajuk "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaBeberapa panitia pementasan konser "Salam Harapan" berpose untuk difoto dan dibelakangnya sejumlah anggota paduan suara DIALITA melakukan latihan terakhir jelang pementasan mereka untuk merayakan perilisan album kedua mereka di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaEko Agus Purnomo (tengah), seorang supir taksi yang memiliki peran dalam sejarah terbentuknya kelompok paduan suara DIALITA memberikan sambutannya di konser "Salam Harapan" perilisan album kedua DIALITA di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaKelompok paduan suara Dialita dan kolaborator bersama pengiring musik tampil membawakan beberapa tembang album kedua mereka bertajuk "Salam Harapan" saat pesta rilis di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). Pada pementasan tersebut, Dialita berkolaborasi bersama Endah Laras, Endah, Endah Widiastuti, Junior Sumantri, Kartika Jahja, Bonita, dan Sita Nursanti. tirto.id/Hafitz MaulanaEkspresi anggota kelompok paduan suara, DIALITA saat tampil di pementasan rilis album kedua mereka "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaSeorang kakek mengabadikan momen pertunjukkan musik paduan suara dari DIALITA di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaSita Nursanti (kanan) menyanyikan sebuah tembang dari kelompok paduan suara DIALITA saat perilisan album kedua bertajuk 'Salam Harapan' di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaEndah Widiastuti, turut tampil sebagai kolaborator memainkan sebuah lagu dari kelompok paduan suara, DIALITA, saat perilisan album kedua 'Salam Harapan' di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz MaulanaUchi Kowati (66) seorang koordinator sekaligus anggota dari kelompok paduan suara penyintas perempuan, DIALITA berpose setelah pementasan rilis album kedua DIALITA "Salam Harapan" pada Kamis (31/1/19) di Goethe-Institut, Jakarta. tirto.id/Hafitz MaulanaUtati Koeslah (75), anggota generasi pertama kelompok paduan suara DIALITA yang telah menciptakan 3 lagu dan menuliskan kembali beberapa lagu yang terlarang saat dirinya masih mendekam di RTCW (Rumah Tahanan Chusus Wanita) Bukit Duri tahun 1967-1978. tirto.id/Hafitz MaulanaMujiati (70), anggota paduan suara DIALITA generasi pertama sekaligus penyintas '65 yang pernah berada di RTCW (Rumah Tahanan Chusus Wanita) Bukit Duri pada tahun 1965-1971 dan pindah ke INREHAB (Instalasi Rehabilitasi) Plantungan, Kendal tahun 1971-1979. tirto.id/Hafitz Maulana
Kelompok paduan suara penyintas perempuan DIALITA (Di Atas Lima Puluh Tahun) menggelar konser perilisan album kedua mereka 'Salam Harapan' pada Kamis (31/1/19) di Goethe-Institut, Jakarta. Konser tersebut diawali penampilan Sita Nursanti menyanyikan “Tetap Senyum Menjelang Fajar”, “Mawar Merah” oleh Junior Sumantri, serta satu-satunya lagu yang direkam secara langsung berjudul 'Ibu' dimainkan oleh Endah Widiastuti.
Setelah tiga kolaborator tampil, giliran perempuan-perempuan DIALITA tampil menyanyikan "Tani Menggugah Hati" dan bersama kolaborator lainnya memainkan "Salam Harapan". Bekerja sama dengan Rumah Bonita, proses rekaman album Salam Harapan digarap kurang lebih 4 bulan oleh Petrus Briyanto Adi. Pertunjukkan musik selama kurang lebih 90 menit ini tidak hanya memainkan beberapa lagu di album Salam Harapan, tetapi juga menceritakan romantisme perjalanan DIALITA dan kisah dibalik setiap lagu yang dimainkannya. tirto.id/Hafitz Maulana
Baca juga artikel terkait PADUAN SUARA atau tulisan lainnya
Untuk memberikan layanan terbaik kepada Anda pengguna Kami menyimpan cookies di gawai Anda. Kami mengumpulkan dan menyimpan informasi tentang interaksi Anda dengan situs web Kami. Data yang Kami kumpulkan antara lain nama akun, email, dan gambar profil yang tersambung akun Google Anda. Data interaksi tersebut Kami gunakan sebagai bahan analisa untuk membuat produk/layanan terbaik sesuai preferensi pengguna.