Nyanyian 'Salam Harapan' DIALITA Kelompok paduan suara penyintas perempuan DIALITA (Di Atas Lima Puluh Tahun) menggelar konser perilisan album kedua mereka 'Salam Harapan' pada Kamis (31/1/19) di Goethe-Institut, Jakarta.
Fotografer:
Hafitz Maulana Terbit 1 Feb 2019 13:07 WIB,
Diperbarui 4 Feb 2019 02:57 WIB
Waktu baca ±1 menit
Ekspresi para anggota kelompok paduan suara, DIALITA saat tampil di pementasan rilis album kedua mereka "Salam Harapan" di Goethe Institute, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Seorang anggota Dialita menoleh ke arah lorong ruang rias di penghujung pintu menuju panggung jelang pementasan rilis album kedua mereka bertajuk "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Seorang perempuan mereparasi jahitan busana anggota Dialita di ruang rias sebelum pementasan album kedua bertajuk "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Kelompok paduan suara Dialita melaksanakan gladi resik beberapa jam jelang pementasan rilis album mereka yang ke 2 bertajuk "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Kelompok paduan suara DIALITA melakukan persiapan jelang pementasan untuk peluncuran album kedua mereka bertajuk "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Beberapa panitia pementasan konser "Salam Harapan" berpose untuk difoto dan dibelakangnya sejumlah anggota paduan suara DIALITA melakukan latihan terakhir jelang pementasan mereka untuk merayakan perilisan album kedua mereka di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Eko Agus Purnomo (tengah), seorang supir taksi yang memiliki peran dalam sejarah terbentuknya kelompok paduan suara DIALITA memberikan sambutannya di konser "Salam Harapan" perilisan album kedua DIALITA di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Kelompok paduan suara Dialita dan kolaborator bersama pengiring musik tampil membawakan beberapa tembang album kedua mereka bertajuk "Salam Harapan" saat pesta rilis di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). Pada pementasan tersebut, Dialita berkolaborasi bersama Endah Laras, Endah, Endah Widiastuti, Junior Sumantri, Kartika Jahja, Bonita, dan Sita Nursanti. tirto.id/Hafitz Maulana Ekspresi anggota kelompok paduan suara, DIALITA saat tampil di pementasan rilis album kedua mereka "Salam Harapan" di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Seorang kakek mengabadikan momen pertunjukkan musik paduan suara dari DIALITA di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Sita Nursanti (kanan) menyanyikan sebuah tembang dari kelompok paduan suara DIALITA saat perilisan album kedua bertajuk 'Salam Harapan' di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Endah Widiastuti, turut tampil sebagai kolaborator memainkan sebuah lagu dari kelompok paduan suara, DIALITA, saat perilisan album kedua 'Salam Harapan' di Goethe-Institut, Jakarta, Kamis (31/1/19). tirto.id/Hafitz Maulana Uchi Kowati (66) seorang koordinator sekaligus anggota dari kelompok paduan suara penyintas perempuan, DIALITA berpose setelah pementasan rilis album kedua DIALITA "Salam Harapan" pada Kamis (31/1/19) di Goethe-Institut, Jakarta. tirto.id/Hafitz Maulana Utati Koeslah (75), anggota generasi pertama kelompok paduan suara DIALITA yang telah menciptakan 3 lagu dan menuliskan kembali beberapa lagu yang terlarang saat dirinya masih mendekam di RTCW (Rumah Tahanan Chusus Wanita) Bukit Duri tahun 1967-1978. tirto.id/Hafitz Maulana Mujiati (70), anggota paduan suara DIALITA generasi pertama sekaligus penyintas '65 yang pernah berada di RTCW (Rumah Tahanan Chusus Wanita) Bukit Duri pada tahun 1965-1971 dan pindah ke INREHAB (Instalasi Rehabilitasi) Plantungan, Kendal tahun 1971-1979. tirto.id/Hafitz Maulana Kelompok paduan suara penyintas perempuan DIALITA (Di Atas Lima Puluh Tahun) menggelar konser perilisan album kedua mereka 'Salam Harapan' pada Kamis (31/1/19) di Goethe-Institut, Jakarta. Konser tersebut diawali penampilan Sita Nursanti menyanyikan “Tetap Senyum Menjelang Fajar”, “Mawar Merah” oleh Junior Sumantri, serta satu-satunya lagu yang direkam secara langsung berjudul 'Ibu' dimainkan oleh Endah Widiastuti. Setelah tiga kolaborator tampil, giliran perempuan-perempuan DIALITA tampil menyanyikan "Tani Menggugah Hati" dan bersama kolaborator lainnya memainkan "Salam Harapan". Bekerja sama dengan Rumah Bonita, proses rekaman album Salam Harapan digarap kurang lebih 4 bulan oleh Petrus Briyanto Adi. Pertunjukkan musik selama kurang lebih 90 menit ini tidak hanya memainkan beberapa lagu di album Salam Harapan, tetapi juga menceritakan romantisme perjalanan DIALITA dan kisah dibalik setiap lagu yang dimainkannya. tirto.id/Hafitz Maulana
tirto.id - Musik
Fotografer: Hafitz Maulana