tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2019 mengalami inflasi 0,02 persen secara bulanan (month-to-month). Kenaikan ini didominasi kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok.
"Komoditas yang menyumbang inflasi terbesar yaitu rokok kretek, rokok putih, nasi, dan lauk pauk," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2019).
Empat komoditas itu menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara kelompok bahan makanan jadi, minuman, dan tembakau secara umum inflasi sebesar 0,45 persen dan menyumbang total inflasi sebesar 0,08 persen.
"Tetapi karena banyak komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai, maka bahan makanan mengalami deflasi 0,41 persen," terang Suhariyanto. "Selain itu telur, sampai ayam ras, ikan, kentang bawang putih juga mengalami deflasi."
Di bawahnya ada kelompok tarif kesehatan yang mengalami inflasi 0,3 persen. Di dalamnya ada jasa kesehatan yang inflasi 0,15 persen, obat-obatan 0,71 persen, serta perawatan jasmani dan kosmetika 0,29 persen. Meski menyumbang total inflasi kedua terbanyak, andil kelompok ini relatif kecil, hanya 0,01 persen.
Inflasi terjadi di 43 kota, sedangkan 39 lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara, sebesar 1,22 persen. Yang terendah terjadi di tiga kota yakni Pematang Siantar, Tual, dan Ternate sebesar 0,01 persen.
Secara keseluruhan, inflasi Januari-Oktober 2019 mencapai 2,20 persen (year to date/ytd). Sementara target pemerintah, inflasi tahunan sepanjang 2019 ada di angka 3,5 persen (yoy).
"Ini menunjukkan besaran inflasi terkendali. Sekarang tinggal dua bulan lagi menuju tutup tahun 2019, dan saya yakin target inflasi akan tercapai," ujarnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Rio Apinino
