tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, memprediksi jumlah pemudik Lebaran 2024 naik hingga 25 persen dibandingkan pada Lebaran 2023.
Sebab, kini tak ada lagi pembatasan pergerakan masyarakat, seperti saat mudik lebaran tahun-tahun sebelumnya.
"Memang jumlah pemudik bisa dipastikan jauh lebih besar dibanding tahun lalu, karena sekarang kan sudah semakin terbuka, tidak ada lagi pembatasan-pembatasan," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Kemenko PMK akan menggelar rapat koordinasi bersama Kementerian Perhubungan terkait kesiapan mudik Lebaran 2024. Muhadjir menargetkan agar kepuasan publik terhadap kerja pemerintah saat periode mudik Lebaran 2024 tetap tinggi.
Pemerintah, kata Muhadjir tengah menyusun langkah efektif selama periode mudik Lebaran 2024. Salah satunya, yakni pembangunan tempat istirahat atau rest area di akses menuju Pelabuhan Merak.
Muhadjir menyebutkan, rest area itu nantinya dapat menjadi salah satu cara pengurai kemacetan menuju Pelabuhan Merak.
"Masih ada sedikit kemacetan di jalur ke Merak. Karena itu, kami sedang mempercepat pembangunan satu lagi rest area di kilometer 97. Kalau nanti belum selesai [pembangunan rest area], ya kami carikan alternatif lagi," urai Muhadjir.
Sementara itu, Kemenhub memperkirakan jumlah pemudik pada Lebaran 2024 mencapai 193,6 juta orang. Perkiraan itu naik dibandingkan Lebaran 2023 yaitu 123,8 juta orang.
Hal ini dibuat berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kemenhub bersama dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta melibatkan para pakar dan akademisi di bidang transportasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam keterangan pers, Selasa (12/3/2024) menyampaikan hasil survei yang menunjukkan adanya tren peningkatan potensi pergerakan masyarakat.
Survei terbaru ini juga menemukan mengenai minat masyarakat terhadap pemilihan penggunaan angkutan untuk mudik lebaran. Berdasarkan survei, sebanyak 39,32 juta atau 20,3 % memilih untuk menggunakan kereta api.
Sementara itu, terdapat 37,51 juta orang atau sebanyak 19,4 persen memilih menggunakan moda transportasi bus. Selanjutnya untuk mobil pribadi dan sepeda motor masing-masing sebanyak 18,3% (35,42 juta), dan 16,07% (31,12 juta).
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto
