tirto.id - Kunyit putih (white turmeric) atau nama latinnya Curcuma zedoaria telah sejak dahulu dimanfaatkan dalam praktik pengobatan herbal di tanah air.
Tanaman rimpang semusim yang masuk dalam keluarga jahe-jahean ini memiliki banyak kandungan zat yang fungsinya membantu mengatasi beberapa jenis keluhan kesehatan pada manusia.
Merujuk pada laman kedokteran.unila.ac.id, kandungan senyawa kimia pada kunyit putih adalah; kurkuminoid, minyak atsiri, astringensia, flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan juga sedikit lemak.
Curcuma zedoaria mengandung juga senyawa alkaloid, phenol, saponin, glikosida, steroid, terpenoid serta beberapa senyawa lain dalam jumlah sedikit yang dapat berfungsi sebagai antimikroba, antifungal, antikanker, antialergi, antioksidan, dan analgesik.
Bentuk rimpang kunyit putih sekilas mirip dengan kunyit oranye, namun bentuk umbinya kecil seukuran telur puyuh, warnanya pucat, berbau khas mirip kunyit biasa, serta cita rasanya pahit.
Dalam pengobatan tradisional Cina dan Jepang, tanaman kunyit putih digunakan untuk mengatasi perut kembung, batuk dan pengencer dahak, ganggguan menstruasi, dispepsia, demam, juga mual serta muntah.
Berikut ini beberapa manfaat kunyit putih berdasarkan zat apa saja yang terkandung di dalamnya:
Kunyit putih untuk antikanker
Senyawa antikanker yang dimaksud adalah ethyl p-methoxycinnamate, kurkuminoid, bisdemothxycurcumin, flavonoid, dan demothxycurcumin.
Senyawa tersebut ada pada kunyit putih yang telah diekstrak ethanol. Ada juga senyawa yang dapat menonaktifkan perkembangan sel kanker dan pertumbuhannya, bernama Ribosome Inacting Protein (RIP).
Studi yang dilakukan oleh Seo et al (2005) menyebut bahwa takaran dosis ekstrak air Curcuma zedoaria sebanyak 250 dan 500 mg/kg selama 42 hari, mampu mengurangi jumlah metastasis pertumbuhan tumor pada paru.
Dalam penelitian oleh Carvalho et al (2010) juga memperlihatkan adanya peningkatan jumlah limfosit pada hewan tikus percobaan setelah pemberian ekstrak kunyit putih di hari ke 15 dan 30 setelah pemberian. Juga bertambahnya jumlah sel darah merah dan leukosit.
Naiknya jumlah limfosit baik untuk menghambat mediator sitotoksik sel melanoma B16F10 (tumor) serta memiliki efek antimigrasi sel kanker.
Kandungan minyak atsiri, epicurzerenone, dan curdione pada Curcuma zedoaria bermanfaat untuk menghambat sel promyelocytic leukemia HL-60.
Kandungan isocurcumenol pada rimpangnya digunakan untuk antitumor pada paru–paru, menghambat sel karsinoma nasofaring, sel leukemia, dan sel limfoma.
Kunyit putih untuk Antialergi
Penderita alergi dapat menggunakan ekstrak tanaman kunyit putih untuk mengatasi gejala alergi yang dirasakan, berkat adanya zat kurkumin, flavonoids, trimethoxyflavone, dan lainnya, tulis wildturmeric.net.
Kunyit putih untuk antifungal (antijamur)
Aktifitas jamur patogen terhambat dengan paparan dari senyawa kurkumin, curzerenone, zedoarone dari ekstrak berbagai spesies tanaman famili Zingiberaceae termasuk Curcuma zedoaria.
Kunyit putih untuk antimikroba
Ekstrak petroleum eter, heksana, kloroform, aseton, dan etanol dari batang Curcuma zedoaria dapat mengurangi aktifitas mikroba seperti Staphylococcus aureus, E. Coli, Corynebacterium amycolatum, Candida albicans.
Ekstraknya dapat digunakan sebagai obat kumur untuk penghilang bau mulut dan masalah pencernaan yang diakibatkan mikroba, laman pertanian.go.id menulis.
Kunyit putih untuk antioksidan
Minyak esensial pada kunyit putih punya kandungan antioksidan tinggi yang digunakan untuk mencegah dan memperlambat proses penuaan.
Kunyit putih untuk analgetik (Penghilang rasa sakit)
Manfaat lain dari kunyit putih adalah membantu mengatasi rasa nyeri/sakit karena adanya zat kurkumenol dan steroid. Efeknya mirip dengan obat aspirin penghilang nyeri dan sakit kepala.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno
