Menuju konten utama
Anindya Novyan Bakrie

Anindya Novyan Bakrie

Finance Analyst, Investment Banking, Global Power Group Salomon Brothers Inc. – New York (1996 - 1997)

Tempat & Tanggal Lahir

Jakarta, 10 November 1974 , 10 November 1974

Karir

  • CEO PT Visi Media Asia (VIVA) (2014 - 2016)
  • President Commissioner PT Visi Media Asia (VIVA) (2011 - 2014)
  • CEO PT Bakrie Global Ventura (2012 - 2016)
  • CEO PT Bakrie Global Ventura, Perusahaan Investasi di Bidang TMT (Telecom, Media, dan Teknologi) (2012 - 2016)
  • President Commissioner PT Cakrawala Andalas Televisi (Antve) (2009 - 2016)
  • President Director & CEO PT Cakrawala Andalas Televisi (Antve) (2002 - 2009)
  • Deputy to COO and Managing Director PT Bakrie & Brothers, Tbk. (1997 - 1999)
  • Finance Analyst, Investment Banking, Global Power Group Salomon Brothers Inc. – New York (1996 - 1997)

Pendidikan

  • Stanford Graduate School of Business Stanford, California M.B.A
  • Global Management Program (GMP), Northwestern University Evanston, Illinois B.Sc., Industrial Engineering
  • SMA Pangudi Luhur 1 Jakarta
  • Harvard J.F. Kennedy School of Goverment Cambridge-M.A., USA

Detail Tokoh

Anindya Bakrie yang memiliki nama lengkap Anindya Novyan Bakrie merupakan putra sulung dari pengusaha dan politisi senior Aburizal Bakrie. Ia terhitung sebagai generasi ketiga dari keluarga Bakrie. Anindya Bakrie juga ikut merambah dunia bisnis, persis seperti ayah dan kakeknya, Haji Achmad Bakrie.

Anindya Bakrie memiliki dua saudara kandung, yaitu Anindhita Anestya Bakrie dan Anindra Ardiansyah Bakrie. Anindya Bakrie menyukai bermacam aktivitas, namun yang paling dominan dalam kesehariannya adalah aktivitas membaca buku-buku sejarah dan kebudayaan, musik, travelling, dan olahraga menyelam.

Anindya Bakrie adalah pemilik PT Bakrie Telecom, provider jaringan telekomunikasi CDMA terbesar di Indonesia. Jaringan telekomunikasi CDMA di bawah kepemimpinannya ini memiliki lebih dari 10 juta pelangga. Jaringan tersebut menawarkan kemudahan dalam berkomunikasi dengan orang lain melalui telepon seluler dan telepon rumah.

Saat muda, CEO Bakrie Global Ventura ini tak pernah berpikir ingin jadi pebisnis seperti kakek dan ayahnya. Akan tetapi, krisis ekonomi dunia yang juga berimbas pada Indonesia malah mengubah hidupnya.

Putra pimilik saham terbesar di Lapindo Brantas, Aburizal Bakrie ini memulai karir di bisnis saat ia memutuskan untuk sekoah di luar negeri. Ia memperoleh penghargaan Young Entrepreneur of The Year, Asia Pacific Entrepreneurship Awards 2010. Saat pertama kali pergi belajar ke luar negeri, kemampuan bahasa Inggris-nya pas-pasan.

Anindya Bakrie dikirim ke Harvard J.F. Kennedy School of Goverment Cambridge-M.A., USA. Anindya Bakrie mengambil program studi keinsinyuran. Keberhasilannya dalam program ini membuatnya mendapatkan pekerjaan di pusat bisnis Amerika Serikat, Wall Street, New York.

Wall Street membuat Anindya Bakrie memperoleh pengalaman cukup besar dalam bidang bisnis. Tak lama, terjadilah krisis ekonomi yang melanda dunia. Indonesia juga kena imbasnya antara tahun 1997-1998. Andindya Bakrie terpaksa kembali ke Indonesia, selain karena pembiayaan semakin mahal, Bakrie Group juga membutuhkan bantuannya untuk mempertahankan bisnis dari dampak krisis tersebut.

Sejak saat itulah ia menetap di Indonesia dan lebih banyak mengembangkan bisnis keluarga bersama ayahnya. Anindya Bakrie juga menempati posisi penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan pernah menjadi Wakil Ketua Umum bidang Organisasi, Keanggotaan, Pemberdayaan Daerah dan Tata Kelola Perusahaan (2010-sekarang), Wakil Ketua Umum bidang Telekomunikasi, informasi, dan Media ( 2008 – 2010), dan menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Telekomunikasi 2004 – 2008.

Anindya Bakrie juga ditunjuk oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono secara langsung pada tanggal 31 Desember 2009 untuk mewakili Indonesia dalam The Asia Pacific Media Forum. Anindya Bakrie bergabung dengan organisasi International Council sejak tahun 2011. Beradasarkan pengalamannya selama belajar di luar negeri dan memulai karir dari Wall Street, ia yakin bahwa hanya kebulatan tekad dan kemauan yang kuat yang membuat seseorang dapat sukses berkarir di luar negeri.

Pemimpin Media Asia VIVA ini pada tahn 2002 mengambil alih roda gerak PT Cakrawala Andalas Televisi (Anteve). Anindya Bakrie menjadi Presiden Direktur perusahaan televisi swasta tersebut. Padahal tersebut sedang menanggung utang sebesar Rp1,4 triliun. Saat itu, Anindya Bakrie baru berusia 27 tahun.

Dengan hutang sebanyak itu, sudah dapat dipastikan bahwa Anteve nyaris bangkrut dan semangat kerja karyawan pun relatif menurun drastis. Program-program yang ditayangkan oleh Anteve kalah populer dibandingkan dengan televisi swasta lainnya.

Melihat kondisi itu, misi Anindya Bakrie sudah jelas yakni membayar hutang dan mengembalikan kepercayaan investor pada Anteve. Langkah-langkah yang ia pilih ialah mendekati korporasi, pemegang obligasi, dan para kreditur.

Tokoh Lainnya

Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar