tirto.id - Ketua KPK Agus Rahardjo angkat bicara terkait pemilihan pansel pimpinan KPK periode V. Menurut dia, proses seleksi pimpinan KPK kali ini sulit diprediksi.
Dia beralasan, pemilihan Pansel KPK berlangsung pada periode Jokowi, tetapi DPR yang menyeleksi pimpinan KPK adalah hasil Pemilu 2019.
"Oktober itu biasanya sudah hampir final. Saya tidak tahu bagaimana memilihnya, tapi paling tidak ini masih DPR yang lama. Kalau pun Presiden, Pak Jokowi yang sekarang. Kita belum tahu nanti yang akan menang siapa. Pak Jokowi sekarang yang mungkin nanti memilih Panselnya," kata Agus di daerah Senen, Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Agus akan purna tugas pada 21 Desember 2019. Dia berharap ada perbaikan di KPK di periode berikut, seperti melalui revisi UU Tipikor agar lebih selaras dengan UNCAC. Apalagi, kedua paslon di Pilpres 2019 berjanji menguatkan KPK.
Akan tetapi, Agus mengaku belum bisa memperkirakan dampak dari hasil Pemilu 2019 terhadap proses pemilihan pimpinan KPK.
"Tapi terus terang saya tidak bisa meramalkan. Karena ketika dibentuk panselnya masih legislatif yang lama dan pemerintahan yang sekarang, apalagi kalau [petahana] tidak terpilih, pasti seru nanti panselnya harus ini, harus ini," ujar Agus.
Koordinator ICW Adnan Topan Husodo pun mengamini ada potensi masalah dalam pemilihan pimpinan KPK kali ini.
"Memang ini periode yang langka. Mengapa begitu? Karena pimpinan KPK [aktif] 4 tahun, presiden dan anggota legislatif 5 tahun. Jadi pada titik tertentu mereka akan ketemu ini persamaan," kata Adnan di saat yang sama.
Adnan menjelaskan skenario ideal dalam pemilihan pimpinan KPK adalah pemilihan pansel sesuai jadwal. Ia berharap pemilihan pansel sudah berjalan pada Mei 2019. Kemudian, pansel melakukan seleksi hingga Oktober 2019.
Begitu DPR baru dilantik, legislatif, dalam hal ini Komisi III, harus segera berfokus dalam pemilihan komisioner KPK sehingga pimpinan definitif dapat ditetapkan pada Desember 2019.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom
