tirto.id - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan pemerintah agar waspada untuk menjaga cadangan devisa di tengah pembayaran kupon dan jatuh tempo utang. Hal itu disampaikan dalam Sidang Tahunan MPR, Selasa (16/8/2022).
"Sebagai strategi jangka pendek, penyusunan prioritas dan re-alokasi anggaran secara tepat diperlukan. Kebijakan burden sharing tidak hanya dengan moneter, tetapi juga dengan dunia usaha, dapat menjadi opsi dalam upaya pembiayaan ketidakpastian di masa mendatang," katanya.
Dia menjelaskan saat ini seluruh pihak perlu waspada dalam menghadapi potensi krisis global. Bamsoet begitu sapaan akrabnya menjelaskan tantangan tersebut harus segera diatasi pemerintah di sektor fiskal. Salah satunya menormalisasi defisit anggaran kurang dari 3 persen, menjaga proporsi utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan keberlanjutan pembiayaan infrastruktur.
Sementara itu, dia meminta agar pemerintah membuat strategi jangka panjang. Salah satunya membuat perencanaan pembayaran utang setidaknya untuk 30 tahun ke depan, dan pada saat yang bersamaan, memastikan kondisi fiskal dan moneter tetap terjaga.
"Pembayaran kupon dan jatuh tempo utang pemerintah, akan berdampak pada pengurangan cadangan devisa," kata dia.
Berdasarkan data bulan Juli 2022, kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri tanah air sebesar 21,6 miliar US dollar per bulan. Lebih lanjut, posisi cadangan devisa Indonesia pada bulan Juli ini, masih senilai lebih dari dua kali lipat dari standar kecukupan internasional.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin
