tirto.id - Congressional Budget Office (CBO) memprediksi penutupan pemerintah AS "shutdown" selama lima minggu menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 11 miliar dolar AS.
Dikutip dari New York Times, penutupan yang dimulai pada akhir Desember itu mengurangi produk domestik bruto sebesar 3 miliar dolar AS pada kuartal keempat 2018, dan 8 miliar dolar AS pada kuartal pertama 2019.
Pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan akan melambat tahun ini. Kantor keuangan AS memproyeksikan pada Senin (28/1/2019) bahwa produk domestik bruto riil akan melambat menjadi 2,3 persen pada 2019, turun dari 3,1 persen tahun lalu, dan defisit anggaran federal akan mencapai 900 miliar dolar AS.
Penutupan pemerintah AS itu merupakan yang terpanjang dalam sejarah. Bahkan kerugian itu setara dengan dua kali lipat pengeluaran Presiden Donald Trump untuk membangun tembok perbatasan yang mencapai 5,7 miliar dolar AS.
Kerugian ekonomi akibat penutupan federal, menurut Aljazeera, disebabkan hilangnya output dari pekerja federal yang cuti, penundaan pengeluaran pemerintah di sektor barang dan jasa serta berkurangnya aktivitas sektor swasta akibat "shutdown".
Usai penutupan pemerintah ini, CBO memprediksi bahwa kerugian bisa ditutup dengan kembalinya aktivitas ekonomi dan pemerintahan.
Namun penutupan federal masih membayangi ekonomi AS sebab Trump mengancam akan menutup kembali pemerintahan jika tuntutannya terkait tembok perbatasan tidak dipenuhi.
Menanggapi hal itu, banyak pekerja mengatakan mereka berencana untuk mulai mengurangi pengeluaran dan mulai meningkatkan tabungan.
Kelly Spencer, seorang kontraktor federal di Departemen Kehakiman, tidak dibayar selama "shutdown" selama lima minggu. Dia salah satu dari ribuan pekerja yang tidak akan menerima upah selama penutupan federal.
Editor: Agung DH
