tirto.id - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menerapkan strategi yang berbeda pada kampanye Pilpres 2019.
Selama masa kampanye 202 hari atau sepanjang 23 September 2018 - 13 April 2019, dua calon kandidat presiden memanfaatkan dengan berbagai kegiatan.
Misalnya, kunjungan ke daerah, menerima tamu, menghadiri sejumlah undangan, menghadiri acara resmi KPU sebagai kandidat presiden, dan kampanye terbuka.
Tirto mencatat Jokowi berkegiatan di 88 kabupaten dan kota selama masa kampanye. Sementara Prabowo berkegiatan di 73 kabupaten dan kota.
Dari 88 kabupaten dan kota lokasi kegiatan Jokowi, sebanyak 51 daerah menjadi daerah lumbung suaranya di Pemilu 2014.
Kota atau kabupaten yang paling banyak jadi tempat kegiatan Jokowi adalah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Kota Bogor.
Selain tiga daerah itu, kabupaten/kota yang paling rajin jadi tempat kegiatan Jokowi ialah Kabupaten Bogor (7 kegiatan), Jakarta Timur (6 kegiatan), dan Kabupaten Garut (6 kegiatan).
Jokowi tampaknya ingin menguatkan posisi dirinya yang menjadi basis massa pada Pemilu 2019. Hanya 37 kota atau kabupaten yang dikuasai Prabowo yang menjadi tempat kegiatan Jokowi.
Saat Jokowi berusaha mempertahankan basis massanya, Prabowo melancarkan strategi lain dengan mengincar daerah yang menjadi basis suara Jokowi di Pemilu 2014.
Tirto mencatat Prabowo berkegiatan di 44 kota atau kabupaten yang pada Pemilu 2014 menjadi wilayah kemenangan Jokowi-JK.
Sebanyak 15 dari 44 kabupaten/kota itu berada di Jawa Tengah, daerah basis massa PDIP dan Jokowi-JK.
Di luar Jawa, Prabowo mengunjungi Indonesia Timur yang menjadi basis massa Jokowi misalnya Kota Ambon dan Kabupaten Merauke.
Pada Pilpres tahun ini, Prabowo tak banyak berkegiatan di wilayah yang menjadi lumbung suaranya pada Pemilu 2014 lalu.
Berdasarkan riset Tirto, selama kampanye Pilpres 2019, Prabowo hanya berkegiatan di 27 kabupaten atau kota yang menjadi lumbung suara Prabowo.
Editor: Agung DH
