tirto.id - Juara bertahan Jerman secara mengejutkan kalah 0-1 dari tim kuda hitam Meksiko, Minggu (17/06/2018) di Stadion Luzhniki, Moskow. Pelatih Jerman, Joachim Low menyatakan bahwa timnya tidak perlu panik dengan kekalahan tersebut.
“Kami tidak akan putus asa dan menjadi bodoh dan melakukan sesuatu yang sangat berbeda. Tidak perlu panik hanya karena kami kalah dalam satu pertandingan,” ujar pelatih berusia 58 tahun tersebut dikutip Independent.
Joachim Low mengakui anak asuhnya tampil buruk dan Meksiko pantas memenangkan laga tersebut. El Tri menang lewat serangan balik cepat yang diselesaikan dengan baik oleh Hirving Lozano pada menit ke-35. Meski berusaha mengejar ketertinggalan dan membuat sembilan tembakan tepat sasaran, Jerman tak mampu menjebol gawang yang dijaga Guillermo Ochoa. Skor 0-1 bertahan hingga laga usai.
Kekalahan ini membuat Jerman menjadi juara bertahan keempat yang gagal memenangi laga perdananya dalam lima edisi terakhir Piala Dunia. Dalam empat edisi terakhir sebelum Rusia 2018, juara dunia yang gagal meraih kemenangan di laga pertama selalu tidak lolos penyisihan grup.
Di Piala Dunia 2002, Perancis kalah dari Senegal di laga pertama dan gagal lolos ke fase gugur. Selang delapan tahun, juara bertahan Italia pulang lebih awal sebagai juru kunci grup setelah imbang 1-1 lawan Paraguay di partai pertama. Hal yang sama terjadi pada Spanyol di Piala Dunia 2014. Setelah kalah telak 1-5 dari Belanda di laga pertama, Spanyol gagal lolos ke fase gugur.
Meski kalah di laga pertama, pelatih Die Mannschaft tetap optimis Jerman lolos dari penyisihan grup. Low meyakini bahwa Jerman akan bangkit melawan Swedia dan Korea Selatan. “Aku tidak tahu mengapa itu terjadi pada negara lain [Perancis, Italia dan Spanyol]. Kami tidak akan menderita nasib buruk itu [tidak lolos grup]. Kami akan lolos ke babak berikutnya,” tegasnya.
Setelah dikalahkan Meksiko, Jerman tinggal menyisakan dua pertandingan untuk lolos ke fase gugur. Timnas Jerman akan menghadapi Swedia (24/6) terlebih dulu sebelum laga terakhir kontra Korea Selatan (27/6).
Editor: Ikhsan Abdul Hakim
