tirto.id - Bunyi pukulan beduk yang dilakukan sejumlah warga di desa Cilabanbulan, Cigandeng, Kanangan dan Kadubonyok, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, saling bersahutan menjelang waktu sahur tiba. Adu beduk, merupakan tradisi warga Menes sebagai salah satu cara meramaikan bulan suci Ramadan.
Bunyi pukulan beduk bertalu-talu berlangsung sepanjang Ramadan, dimulai pukul 01.00 WIB sampai dengan 04.00 WIB dan diiringi kumandang shalawat nabi. Masih berhubungan dengan beduk, Kabupaten Pandeglang juga memiliki kesenian bernama Rampak Beduk, yang saat ini menyebar ke wilayah Provinsi Banten lainnya.
Dalam pertunjukannya, para pemain tidak hanya memainkan beduk saja, tetapi juga melakukan berbagai gerakan tari yang membuat pertunjukan semakin menarik. Meski awalnya hanya diperuntukkan untuk menyambut bulan suci Ramadan saja, tapi saat ini kesenian Rampak Beduk berkembang menjadi salah satu suguhan dalam berbagai acara penyambutan tamu penting, pembukaan festival budaya dan acara besar skala nasional lainnya.
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari enam Kabupaten/ Kota di Provinsi Banten yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam, yang tumbuh pesat di wilayah ini. Kabupaten Pandeglang pun terkenal dengan sebutan “Kota Santri”, karena keberadaan pondok pesantren di wilayah Kabupaten Pandeglang terbilang sangat banyak.
Selama Ramadan, kue apem putih menjadi primadona warga Pandeglang saat berbuka puasa. Olahan kue apem putih ini bisa dijumpai dengan mudah di jajaran para penjual apem khas Cimanuk di Pasar Pandeglang dengan harga yang cukup terjangkau. Kue apem putih juga kerap menjadi pilihan oleh-oleh saat berkunjung ke Pandeglang.
Bagi masyarakat Pandeglang yang berpuasa, informasi jadwal Imsak, Subuh dan Maghrib penting untuk diketahui. Untuk itu Tirto memberikan fitur pencarian Jadwal Imsakiyah 1439 H/ 2018 M di seluruh kota dan kotamadya di Indonesia.
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti
