tirto.id - Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hasanuddin AF telah memastikan umat Islam di Indonesia boleh melaksanakan puasa Arafah pada hari ini Selasa 21 Agustus 2018. MUI memandang perayaan Idul Adha di Arab Saudi yang jatuh pada hari ini tidak harus menjadi pedoman bagi masyarakat di Indonesia. Sebab ada perbedaan penentuan datangnya hilal (bulan sabit muda tanda masuknya bulan baru) antara Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dengan Pemerintah Indonesia.
Di Arab Saudi hilal sudah terlihat pada Sabtu malam, 11 Agustus 2018. Sehingga tanggal 1 Dzulhijah jatuh pada Minggu, 12 Agustus. Sedangkan di Indonesia hilal baru terlihat pada hari Minggu malam, 12 Agustus 2018. Sehingga tanggal 1 Dzulhijjah di Indonesia jatuh pada Senin, 13 Agustus 2018. Dari perbedaan itu wajar jika Arab Saudi sehari lebih dulu merayakan Idul Adha dibandingkan Indonesia.
Puasa Arafah merupakan salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah atau bertepatan dengan Selasa 21 Agustus 2018 untuk masyarakat Indonesia. Sehari sebelum melaksanakan puasa Arafah nabi juga menganjurkan umatnya untuk melakukan puasa tarwiyah yang jatuh pada 8 Dzulhijah.
Selain niat, tidak ada perbedaan tata cara pelaksanaan puasa Arafah dengan puasa lainnya dalam ajaran Islam. Orang yang berpuasa dilarang melakukan hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari Subuh hingga waktu berbuka puasa yang pedomannya adalah Azan Maghrib. Waktu azan maghrib untuk wilayah Surabaya pada Selasa 21 Agustus 2018 menurut Kementerian Agama jatuh pada pukul 17:29 WIB.
Editor: Muhammad Akbar Wijaya
