tirto.id - Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Muhammad Yusuf Permana, mengungkapkan potensi kendala jaringan yang terjadi saat pelaksanaan upacara 17 Agustus di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Kendala siaran tersebut muncul karena pemerintah selaku penyelenggara harus menyiarkan upacara tersebut secara langsung karena di waktu bersamaan sejumlah tokoh pemerintahan menyaksikan di Istana Merdeka, Jakarta.
"Tentu acara ini akan menjadi Sejarah kıta semua bangsa Indonesia. Karena kita akan memperingati detik-detik proklamasi dari dua tempat yang berbeda di IKN," kata Yusuf dalam keterangan pers, Kamis (8/8/2024).
Selain kendala jaringan, Yusuf juga menyebut transportasi dan akomodasi menuju lokasi menjadi tantangan dalam pelaksanaan upacara di lokasi upacara baru tersebut.
"Akomodasi dan moda transportasi menjadi tantangan tersendiri selain juga isu Jaringan. Karena kita akan hybrid 'lempar-lemparan' gambar dan komunikasi dari dua tempat yang berbeda," kata dia.
Sebagai solusi, Sekretariat Presiden bersama Kementerian Sekretariat Negara dan Otorita IKN menggelar sejumlah galdi agar pelaksanaan upacara di IKN berjalan mulus.
"Sampai saat ini kamı terus melakukan simulasi-simulasi. Agar upacara nanti dapat berjalan dengan baik dan lancar, termasuk dari sisi Jaringan yang juga harus terkoneksi dengan baik," katanya.
Dia meminta kepada masyarakat doa dan dukungan agar upacara perdana di IKN dapat berjalan lancar. Menurutnya upacara di IKN menjadi wajah dan cerminan bagi masyarakat Indonesia keseluruhan.
"Kami mohon doa kepada masyarakat Indonesia agar pagelaran-pagelaran acara di Bulan Kemerdekaan ini dapat berjalan dengan baik sebagaimana harapan kita bersama dan juga menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mensukseskan seluruh rangkaian acara HUT RI yang akan kita rayakan dengan suka cita dan gembira," kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Anggun P Situmorang
