tirto.id - Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya (Golkar) yang rencananya digelar Minggu (15/5/2016) pagi dimajukan menjadi Sabtu (14/5/2016). Alasan perubahan jadwal tersebut karena sulitnya memastikan kesiapan seluruh peserta Munaslub untuk menghadiri acara pembukaan di pagi hari.
"Pembukaan Munaslub Partai Golkar dimajukan dari tanggal 15 Mei 2016 pagi menjadi Sabtu14 Mei 2016, malam pukul 20.00 WITA," kata Meutya di Jakarta, Kamis (12/5/2016).
Dia mengatakan, alasan dimajukannya agenda tersebut terkait dengan sulitnya memastikan kesiapan seluruh peserta Munaslub yang jumlahnya mencapai 3.600 orang untuk menghadiri acara pembukaan di pagi hari.
"Makanya agak sulit pelaksanaannya jika Minggu pagi, maka kita ubah Sabtu malam agar mudah pergerakannya," jelas dia.
Meutya menyampaikan, kabar tentang perubahan agenda Munaslub ini juga telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Presiden juga telah menyatakan kesiapannya untuk membuka Munaslub yang dipastikan berlangsung pada 14-16 Mei 2016 di Bali Nusa Dua Convention Center.
Terkait dengan perubahan tersebut, kata dia, agenda pra munas yang sebelumnya dijadwalkan selesai Sabtu (14/5/2016) sore juga akan dipercepat agar tidak mengganggu pembukaan Munaslub.
Ia juga menambahkan, penutupan Munaslub yang sebelumnya dijadwalkan Selasa 17 Mei 2016 akan dimajukan menjadi Senin 16 Mei 2016.
"Penutupan juga maju, namun penutupan akan sangat tergantung dinamika di Munaslub, bisa juga lebih cepat," tutur dia.
Pada acara pembukaan itu, kata dia, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar juga mengundang seluruh jajaran menteri Kabinet Kerja, pimpinan lembaga tinggi negara dan seluruh ketua umum partai politik di Indonesia.
Sebelumnya, Panitia Munaslub Golkar telah mengesahkan delapan bakal caketum Golkar antara lain sesuai nomor urut, Ade Komarudin nomor urut 1, Setya Novanto (nomor 2), Airlangga Hartarto (nomor 3), Mahyudin (nomor 4), Priyo Budi Santoso (nomor 5), Aziz Syamsuddin (nomor 6), Indra Bambang Utoyo (nomor 7), dan Syahrul Yasin Limpo (nomor 8).
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Abdul Aziz
