tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka stagnan di level 6.850 pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Kamis (29/12/2022). Posisi tertinggi indeks mencapai 6.850 dan terendah ada di level 6.792 .
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp352 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.471 triliun. Selain itu, setidaknya ada 132 saham yang bergerak menguat dan 125 saham melemah. Sementara sisanya 211 stagnan.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya mengatakan, pergerakan IHSG saat ini terlihat sedang melalui fase terkoreksi wajar setelah mengalami kenaikan jangka pendek pada beberapa waktu sebelumnya.
Namun potensi kenaikan terbatas masih memungkinkan untuk terjadi menjelang akhir tahun. Sedangkan masih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia turut menjadi penopang bagi pergerakan IHSG.
"Hal ini terlihat dari data perekonomian yang telah terlansir beberapa waktu lalu," ujarnya dalam risetnya.
Selain itu masih tercatatnya capital inflow secara year to date juga masih menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (28/12/2022) kemarin. IHSG berada di level 6.850 (-1,05 persen). Level tertinggi hari ini tercatat pada posisi 6.953 dan level terendah indeks tercatat di 6.828.
Mengutip RTI Business, secara keseluruhan tercatat 162 saham menguat, 364 saham melemah, dan 181 saham bergerak ditempat. Sementara itu, kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.539 triliun dengan nilai transaksi tembus Rp8,93 triliun. Berdasarkan pantauan, Dari 11 indeks sektoral, hanya sektor properti dan real estat yang menguat 0,29 persen hingga tutup pasar.
Sementara sektor energi yang 2022 memimpin kenaikan, hari ini anjlok 2,05 persen. Diikuti sektor teknologi terjun 1,24 persen, sektor barang konsumsi primer turun 1,18 persen, dan sektor perindustrian turun 1,09 persen.
Penuruna juga terjadi pada sektor kesehatan 0,85 persen, sektor barang baku terkoreksi 0,74 persen, dan sektor transportasi dan logistik terpangkas 0,49 persen. Lalu sektor keuangan melemah 0,45 persen, sektor barang konsumsi nonprimer turun 0,39 persen, dan sektor infrastruktur terkoreksi 0,38 persen.
Editor: Anggun P Situmorang
