tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (19/6/2023). IHSG berada di level 6.686 (-0,19 persen). Level tertinggi hari ini tercatat pada posisi 6.705 dan level terendah indeks tercatat di 6.669.
Mengutip RTI Business, secara keseluruhan tercatat 254 saham menguat, 269 saham melemah, dan 218 saham bergerak ditempat. Sementara itu, kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.508 triliun dengan nilai transaksi tembus Rp7,50 triliun.
Berdasarkan pantauan, pelemahan indeks terjadi akibat tujuh sektoral melemah, mengikuti pelemahan IHSG. Sedangkan tiga indeks sektoral lainnya selamat ke zona hijau.
Indeks sektoral yang berhasil naik adalah sektor transportasi yang naik 0,89 persen, sektor barang konsumen primer naik 0,18 persen dan sektor barang konsumen non primer yang naik 0,05 persen.
Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam yaitu sektor teknologi yang turun 1,07 persen, sektor kesehatan turun 0,49 persen dan sektor energi yang turun 0,28 persen.
Berikut top gainers hari ini adalah:
- PT Unilma Nitra Tbk (UNIQ) naik 22,86 persen ke Rp129 per saham
- PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) naik 10,98 persen ke Rp10,98 per saham
- PT Adhi Karya Tbk (ADHI) naik 10,81 persen ke Rp492 per saham
Untuk diketahui, IHSG dibuka stagnan di level 6.698 pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Senin (19/6/2023). Posisi tertinggi indeks mencapai 6.701 dan terendah ada di level 6.682. Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp95 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.507 triliun.
Selain itu, setidaknya ada 38 saham yang bergerak menguat dan 32 saham melemah. Sementara sisanya 39 stagnan. Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih memperkirakan IHSG pada hari ini akan bergerak mixed dalam range 6.670–6.740.
Pergerakan indeks hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari tanah air, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang telah sepakat dengan DPR pada kisaran 5,1 persen hingga 5,7 persen pada 2024.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan bahwa proyeksi BI yang lebih konservatif tersebut mengingat ketidakpastian global yang masih sangat tinggi. Situasi inflasi yang masih tinggi di AS juga mendorong suku bunga kebijakan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih panjang (higher for longer). Meskipun demikian, menurut Destry ada angin segar dari perbaikan ekonomi Cina dan India.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin
