tirto.id - Serangan udara Israel pada 28 Mei 2024 malam, ke distrik Tel al-Sultan, di barat Rafah menyebabkan kematian setidaknya 37 orang warga yang berlindung di bawah tenda kamp pengungsian, melansir dari Associated Press. Serangan ini kemudian memancing amarah masyarakat internasional yang mengecam aksi Israel tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berdalih, pihaknya sedang memburu Hamas di Gaza. Serangan tersebut tidak dimaksudkan untuk menyerang warga sipil. Militer Israel mengatakan, kebakaran di kamp tenda Rafah adalah kejadian tak terduga yang tidak disengaja.
Serangan Israel ini kemudian yang memantik seruan ramai-ramai "All Eyes On Rafah" di media sosial. Tidak hanya itu, muncul juga cuplikan video di media sosial, dengan klaim, kejadian bombardir di Rafah pada 29 Mei 2024. Video berdurasi 35 detik tersebut, memperlihatkan dua orang pria yang berusaha berlindung dari serangan udara.
"Kondisi di Rafah sedang tidak baik-baik saja. Mari kita kencangkan doa dan tetap berisik menyuarakan kejahatan ini!! alleyesonrafah," begitu bunyi pesan penyerta dari akun "chuyakasim" di Threads pada 30 Mei 2024. Unggahan tersebut mengumpulkan 22 komentar dan lebih dari seribu tanda suka di platform media sosial milik Meta tersebut. (arsip)
Tirto menemukan unggahan dengan video dan teks serupa di platform Facebook dan Instagram. Di Facebook terdapat setidaknya empat akun yang mengunggah video dan foto tersebut antara 29-31 Mei 2024, di antaranya akun "Putry Nirmala Sary" (arsip), "Ramadan Budi" (arsip), "Arif Shn", dan "Khafa" (arsip).
Sementara di Instagram, Tirto menemukan dua unggahan serupa dari akun @sobat_tarbiyah (arsip) dan @sharulkamal_ (arsip). Akun yang disebut terakhir adalah akun musisi asal Malaysia dengan jumlah pengikut lebih dari 230 ribu orang. Tidak heran kalau video yang diunggah bisa mengumpulkan lebih dari 32 ribu penonton. Sementara unggahan akun lainnya juga tidak kalah ramai. Video itu telah diputar lebih dari 83 ribu kali.
Pertanyaannya, apakah benar cuplikan video yang tersebar di media sosial adalah kejadian pemboman Israel di Rafah pada 29 Mei 2024?
Pemeriksaan Fakta
Tirto mengambil salah satu bagian video tersebut dan melakukan penelusuran menggunakan metode reverse search image. Kami menggunakan mesin pencari Yandex. Hasil pemindaian mengarahkan ke beberapa hasil terkait.
Hasil pencarian teratas adalah video dari kanal YouTube "Air Times News Network" berikut. Kanal tersebut adalah media asal Malaysia yang akun YouTube-nya telah terverifikasi.
Berdasar judul dan keterangan dalam video, kejadian di video adalah serangan udara kepada Rumah Sakit Al-Awda. Video tersebut diunggah pada 10 November 2023, sekitar enam bulan yang lalu.
Hasil pencarian lainnya mengarahkan ke artikel dari situs politikus.info berikut. Artikel tersebut menyebut kejadian dalam video adalah kejadian serangan udara kepada Rumah Sakit Al-Awda di sisi Utara Gaza. Video tersebut diunggah pada 27 November 2023.
Kami kemudian melakukan pencarian lebih lanjut mengenai kejadian serangan udara kepada Rumah Sakit Al-Awda pada November 2023 lalu. Kami menemukan video dari The Times dan Irish Times. Keduanya menampilkan kejadian yang sama, dengan durasi video yang lebih panjang. Keduanya juga diunggah pada 10 November 2023.
Kami juga menemukan unggahan dari kanal Tribun Timurberikut, isi video tersebut mendeskripsikan kejadian tersebut sebagai serangan Israel ke area Rumah Sakit Al-Awda di Tal Al Zaatar di Gaza, pada 10 November 2023.
Tirto juga menemukan akun Facebook resmi dari AWDA Health & Community Association, sebuah institusi yang mengelola Rumah Sakit Al-Awda. Dalam satu unggahan, video serangan udara yang tersebar di media sosial juga mereka publikasi pada 10 November 2023.
"Saat pendudukan meluncurkan sabuk api Israel di sekitar Rumah Sakit Al-Awda - Tal Al Zaatar, Jalur Gaza utara," begitu tulis keterangan unggahan tersebut.
Berdasar penelusuran Tirto, Rumah Sakit Al-Awda terletak di wilayah Jabalia, bagian utara Gaza. Sementara Rafah adalah kota yang terletak di perbatasan Jalur Gaza dan Mesir. Kota ini ada di selatan Gaza.
Editor: Farida Susanty
