tirto.id - Peran media sosial akhir-akhir ini terbilang cukup signifikan dalam penyampaian informasi, di tengah masa kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Namun demikian, segelintir informasi terkait Pilkada ini perlu diverifikasi kebenarannya.
Pada Rabu (22/11/2024) misalnya, beredar sebuah unggahan yang memperlihatkan video calon gubernur (cagub) Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi, yang diklaim minum minuman keras di sebuah halaman bangunan. Video itu diunggah oleh akun TikTok bernama “hendi.suhendi829”.
Klip memperlihatkan Dedi sedang memegang botol minuman yang sudah tidak ada isinya. Lalu di pertengahan video juga terdapat seorang wanita berkerudung hitam yang sedang mengantar makanan kepada Dedi, kemudian lari menjauh dari Dedi dan kamera karena keadaan Dedi yang terlihat “mabuk”.
Selain itu di bagian video juga terdapat teks berbahasa Sunda berbunyi “aduh kumaha ieu teh calon pemimpin jawa barat apa ga bahaya tah” dan di bawahnya terpampang tulisan “jawabarat berduka”.
“Banyak nih yang kita minum nih hari ini ya, banyak sekali hari ini botol botol sudah kosong,” ucap Dedi di awal video.
Hingga Jumat (22/11/2024), atau selama 2 hari tersebar di TikTok, unggahan tersebut telah disukai oleh 198 warganet, memperoleh 190 komentar, 86 kali dibagikan, dan ditonton 20,2 ribu kali.
Lantas, benarkah cuplikan Dedi dengan klaim mabuk dan minum minuman keras tersebut?
Penelusuran Fakta
Usai menyaksikan video secara utuh, Tim Riset Tirto mencoba melakukan penelusuran video dengan menyisir kanal YouTube resmi Dedi Mulyadi, yakni “KANG DEDI MULYADI CHANNEL”.
Hasilnya, kami menemukan video dengan durasi lebih panjang diunggah kanal tersebut pada Kamis (21/11/2024) dan diberi judul “SEJAK JADI BUPATI, KDM RAJIN BERANTAS M1R4S | SEKARANG TAYANGANNYA BIKIN MAB0K BUZZER SEBELAH”.
Video dari kanal YouTube Dedi ini menyanggah cuplikan Dedi yang diklaim sedang mabuk-mabukan.
Rekaman Dedi memegang botol minuman keras yang tersebar diketahui hanyalah potongan video saat Dedi melakukan penggerebekan toko minuman keras. Video tersebut merupakan dokumentasi lawas, lebih tepatnya diambil pada 21 November 2022.
Dalam tayangan YouTube Dedi, dirinya terlihat sedang membeli semua minuman keras yang ada di toko. Beberapa kardus minuman kemudian diantar oleh beberapa laki-laki ke tempat Dedi menunggu. Setelah minuman sampai, alih-alih mengonsumsinya, Dedi terlihat membuang isinya.
“Saya beli biar mbak gak rugi, saya beli ini nanti jangan jualan lagi lho. Kan harus dijual, nanti kalau dijual ke orang lain, nanti mabuk, nabrak orang, nampar orang. Kalau ke saya kan aman, nggak akan diminum, saya buang,” ujar Dedi kepada pemilik toko minuman keras dalam video asli.
Video TikTok yang diunggah oleh akun @hendi.suhendi829 berasal dari menit 16:45 - 18.40. Meski Dedi tampak akting sedang mabuk, tidak ada adegan Dedi Mulyadi meminum minumannya sepanjang tayangan aslinya.
Tirto pun menjumpai laporan media Tribun Jabar soal penggerebekan penjual miras oleh Dedi. Dalam artikelnya bertanggal 6 Februari 2022 yang berjudul “Dedi Mulyadi Gerebek Penjual Miras di Perkampungan, Salah Satu Pembelinya Bocah yang Kerap Ngamuk,” Dedi yang saat itu menjadi anggota DPR RI bersama Satpol PP Purwakarta menggerebek sebuah rumah kontrakan yang selama ini digunakan sebagai gudang dan tempat penjualan minuman keras di Kampung Naggorak, RT 04/01, Desa Sindangsari, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, video yang beredar di TikTok dengan narasi Cagub Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi, tengah mabuk-mabukan merupakan peristiwa penggerebekan toko minuman keras.
Kanal YouTube resmi milik Dedi Mulyadi sendiri telah menyiarkan tayangan yang menunjukkan Dedi Mulyadi membeli semua minuman keras tersebut dan membuangnya. Dokumentasi itu merupakan dokumentasi lawas yang diambil pada 21 November 2022.
Jadi, unggahan yang menarasikan salah satu Cagub Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah minum minuman keras dan mabuk-mabukan bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
==
Bissam Asadi berkontribusi terhadap penulisan artikel periksa fakta ini.
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Fina Nailur Rohmah & Farida Susanty
