tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga beras pada Februari 2024 sudah mencapai 19,28 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Secara bulanan atau month to month (mtm) harga beras mengalami kenaikan sebesar 5,28 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, mengatakan kenaikan harga beras yang berlangsung terus-menerus pada periode kali ini disebabkan karena produksi yang menurun karena adanya fenomena El Nino.
BPS memprediksi produksi akan anjlok 17,52 persen pada periode Januari sampai dengan April 2024. Produksi turun sebesar 2,28 juta ton dari 12,98 juta ton menjadi 10,71 juta ton.
"Penurunan tersebut merupakan konsekuensi penurunan luas panen padi yang terdampak El Nino,” ucap Habibullah dalam konferensi pers BPS, Jumat (1/3/2024).
Selama Februari 2024, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp7.261 per kilogram (kg) atau naik 4,86 persen. Di tingkat penggilingan Rp7.411 per kg atau naik 4,83 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.
Sedangkan, untuk harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani Rp8.591 per kg atau naik 6,13 persen, dan di tingkat penggilingan Rp8.715 per kg atau naik 6,18 persen.
Kemudian, harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp7.048 per kg atau naik 9,06 persen dan di tingkat penggilingan Rp7.208 per kg atau naik 9,51 persen.
"Dibandingkan Februari 2023, rata-rata harga gabah pada Februari 2024 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 27,14 persen, 33,48 persen, dan 29,76 persen,” tutur dia.
Dalam kesempatan yang sama, Habibullah juga menjelaskan bahwa harga beras naik 19,28 persen pada Februari 2024 tercatat sebagai kenaikan tertinggi dibandingkan periode-periode sebelumnya.
“[Kenaikan harga beras] ini di mana Februari 2024 merupakan harga tertinggi dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya,” ucap dia.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang
