tirto.id - Aktivis dan kritikus Faizal Assegaf berencana melaporkan Menteri BUMN Erick Thohir ke Dewan Pers. Menurutnya, Erick Thohir telah memanfaatkan salah satu media untuk melakukan penghardikan kepada dirinya.
"Dia sebagai pemilik modal di sana, melakukan penghardikan atas nama jurnalisme secara culas. Karena dari 12 berita yang dimuat secara beruntun, itu tidak memberi ruang yang seimbang dan objektif. Isinya mobilisasi opini yang menyesatkan. Dan fakta-fakta itu nanti akan menjadi pertimbangan kita untuk kita adukan ke Dewan Pers," kata Faizal saat dikonfirmasi, Kamis, 15 September 2022.
Terkait rencana pengaduan ke Dewan Pers, Faizal mengaku masih menunggu proses dari penyidik kepolisian setelah pihaknya menyerahkan bukti-bukti terkait pada laporan sebelumnya.
"Saya datang mengambil inisiatif karena undangan itu hari Selasa, saya datang hari Senin. Dengan kepala tegak menyerahkan fakta-fakta bahwa Erick Thohir pembohong besar. Kemudian kita menyerahkan pada proses hukum polisi. (Terkait rencana melaporkan Erick Thohir ke Dewan Pers) saya menunggu proses di Bareskrim," katanya.
Ia menegaskan bahwa kedatanyannya ke Bareskrim bukan merupakan pemeriksaan, melainkan konfirmasi dan klarifikasi terkait tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
"Bukan diperiksa. Undangan konfirmasi. Nggak ada surat di situ. Saya luruskan. Nggak ada pemeriksaan. Undangan konfirmasi, klarifikasi. Yang diklarifikasi tuduhan mereka itu. Tuduhan bahwa saya menambahkan narasi dalam video Kamaruddin itu," ujar Faizal.
Diketahui sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah melaporkan Faizal Assegaf ke Bareskrim Polri atas dugaan melakukan tindak pidana pencemaran nama baik dan UU ITE. Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/0490/VIII/2022/SPKT/BARESKRIM POLRI.
Laporan tersebut merupakan buntut unggahan Faizal sebelumnya soal video pengacara Kamaruddin Simanjuntak yang menuding Direktur Utama PT Taspen tengah mengelola dana untuk Capres 2024 sebesar Rp300 triliun.
Tirto telah berupaya meminta tanggapan dari pihak Erick Thohir terkait hal tersebut, namun hingga berita ini ditayangkan belum ada respons.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Fahreza Rizky
