tirto.id - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut banyak pihak meminta dirinya diberhentikan dari jabatannya saat ini.
Pernyataan ini diucapkan Erick saat memberi sambutan dalam Public Expose Krakatau Steel di Kementerian BUMN. Pada saat itu Erick menekankan pentingnya direksi dan komisaris bekerja untuk memastikan operasional perusahaan berjalan dengan baik.
“Kalau habis restrukturisasi operasional harus benar. Jangan problem di menteri yang datang. Mungkin saja saya dicopot setahun. Yang suruh mundur banyak kok,” ucap Erick dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Selasa (28/1/2020).
Ia bahkan berani mengancam “Kalau enggak bener, kita stop.”
Pesan ini ia khususkan pada PT Krakatau Steel yang baru saja merampungkan restrukturisasi utang mencapai 2,2 miliar dolar AS.
Selain direksi dan komisaris, Erick menyinggung agar PT KRAS tak hanya sekadar memaparkan berbagai rencana besar dalam bentuk video tetapi ia meminta ada realisasi dari teori itu.
Di samping itu, Erick juga menyinggung persoalan banyaknya BUMN yang dianggap “tidak jelas” sehingga perlu dilakukan merger bahkan ditutup.
Keuangan BUMN pun juga tak luput dari kritik. Erick meminta agar tidak ada BUMN yang tidak menghasilkan apa-apa padahal sudah diberikan Penyertaan Modal Negara (PMN).
Lalu ia juga berpesan pada sejumlah BUMN yang kabarnya menjajaki kerjasama dengan Gubernur Jawa Timur.
“Yang saya cek 19 BUMN ketemu Ibu Gubernur itu cashflow-nya ada enggak. Kalau janji surga kecewa kan,” ucap Erick.
Pada 17 Januari 2020, Erick bahkan pernah curhat kalau ia kerap menerima ancaman lantaran tugasnya mengurusi perusahaan plat merah. Ia mengaku ancaman itu masuk dalam berbagai medium bahkan melalui pesan WhatsApp.
“Saya rasa itu makanan harian. Apalagi terkait dengan Jiwasraya dan Asabri,” ucap Erick dalam paparannya di Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana
