Menuju konten utama

Survei SMRC: Orang Indonesia Tidak Percaya PKI Bangkit Lagi

Hanya 12,6 responden yang percaya bahwa PKI bangkit.

Survei SMRC: Orang Indonesia Tidak Percaya PKI Bangkit Lagi
Kaus berlogo palu arit di Bareskrim Polri, Jakarta. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

tirto.id - Riset terbaru Saiful Muljani Research and Consulting (SMRC) menemukan bahwa isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak banyak dipercaya masyarakat. Dalam survei nasional bertema 'Isu Kebangkitan PKI', ditemukan bahwa 86,8 persen responden tidak percaya bahwa PKI sedang bangkit. Hanya 12,6 responden yang percaya.

Lebih spesifik, di antara mereka yang percaya bahwa PKI sedang bangkit, ada 39,9 persen yang bilang bahwa partai tersebut sudah mengancam negara. Hanya 15,5 persen dari mereka yang mengatakan bahwa ancaman PKI masih laten, atau belum menjadi ancaman nyata untuk saat ini.

Peneliti SMRC, Sirojudin Abbas, mengatakan bahwa melalui hasil survei ini, disimpulkan bahwa isu PKI ini sebetulnya tidak penting.

"Secara politik, isu kebangkitan PKI tidak penting karena tidak dirasakan adanya oleh hampir semua warga," kata Sirojuddin, di Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Namun demikian, hasil survei ini patut dianalisa lebih lanjut. Sirojuddin menilai, isu kebangkitan PKI juga berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo, yang telah sejak Pilpres 2014 lalu dikaitkan dengan partai yang sudah dibubarkan pada 1966 tersebut. Karena itu keterkaitan antara Jokowi dan PKI juga jadi salah satu poin survei.

Ditemukan bahwa 75,1 responden tidak setuju dengan opini yang mengatakan bahwa Jokowi adalah orang PKI, atau setidaknya terkait dengan PKI dan komunisme. Hanya 5,1 persen responden yang menyatakan bahwa Jokowi memiliki keterkaitan dengan PKI.

Baca juga:

Sirojuddin menilai, meski tidak laku, namun hal tersebut bisa diartikan sebagai upaya pihak-pihak tertentu "untuk memperlemah dukungan rakyat pada Jokowi." Ini sejalan dengan temuan lain, bahwa responden yang percaya PKI bangkit lagi didominasi oleh mereka yang preferensi politiknya adalah partai-partai pendukung Prabowo Subianto, rival Jokowi di Pilpres lalu.

Sebanyak 37 persen responden yang percaya kebangkitan PKI adalah pendukung PKS, dan 20 lainnya adalah pendukung Gerindra.

Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Thamrin Amal Tomagola, juga menampik keterkaitan Jokowi dengan PKI. Menurutnya keterkaitan tersebut hanya manipulasi elit politik.

"Menurut saya Jokowi seorang kapitalis negara. Dia ingin membesarkan kapital untuk negara melalui perusahaan-perusahaan BUMN. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ahok di Jakarta," ujar Thamrin kepada Tirto. Kapitalisme negara ialah sistem politik di mana negara mengontrol produksi dan penggunaan modal.

Survei SMRC dilakukan dengan menggunakan sampel warga negara Indonesia berusia lebih dari 17 tahun atau sudah menikah pada 3 sampai 10 September 2017. Ada 1.057 responden yang dapat diwawancarai secara valid, yang berasal dari 34 provinsi yang ada di Indonesia.

Baca juga artikel terkait PKI atau tulisan lainnya dari Husein Abdulsalam

tirto.id - Politik
Reporter: Husein Abdulsalam
Penulis: Husein Abdulsalam
Editor: Rio Apinino