tirto.id - Coldplay mengaku sedang mencari cara untuk membuat konser atau tur yang lebih ramah lingkungan. Menurut band itu, mereka sedang mencari sebuah formulasi yang tepat untuk mempertimbangkan bagaimana tur mereka di masa depan bisa menjadi ramah lingkungan.
"Kami telah melakukan banyak tur besar pada saat ini. Bagaimana cara kita mengubahnya sehingga tidak terlalu banyak mengambil tetapi lebih memberi?" kata sang vokalis Chris Martin kepada BBC News seperti dilansir NME, Kamis (21/11/2019).
Martin mengatakan, Coldplay ingin membuat tur yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan.
Ide mereka terhadap isu lingkungan itu, kata Martin, dituangkan melalui album baru berjudul "Everyday Life". Album ini, menurut Martin, mencerminkan perasaan mereka tentang lingkungan. Rencananya, album ini akan diluncurkan besok, 22 November 2019.
"Kami meluangkan waktu untuk melihat bagaimana tur kami[ke depan] dapat bermanfaat secara aktif [...] Kita semua harus mencari cara terbaik untuk melakukan pekerjaan kita," ungkap Martin.
Pada tahun lalu, Coldplay merilis film dokumenter berjudul A Head Full of Dreams yang merupakan rekaman sejarah mereka selama 20 tahun berkarya. Film dokumenter ini menceritakan rekam jejak perjuangan dan kesuksesan Coldplay.
Dari hanya bermain di ruang belakang pub Camden hingga tiket-tiket konser mereka yang terjual habis di seluruh dunia. Inti ceritanya adalah rasa kekeluargaan tak tergoyahkan empat personel band tersebut yang bisa membuat mereka bertahan melalui banyak masa baik dan buruk.
Film ini disutradarai oleh Mat Whitecross – sutradara dari Supersonic, film dokumenter Oasis tahun 2016 lalu – yang bertemu keempat personel Coldplay di universitas di London sebelum mereka membentuk Coldplay.
Film ini dibuat di tengah tur A Head Full of Dreams yang memecahkan rekor dan disertifikasi sebagai tur terbesar ketiga sepanjang sejarah. Ditonton oleh 5.5 juta fans di seluruh dunia. Film ini tayang di 2.000 layar bioskop di seluruh dunia pada tanggal 14 November 2018.
Editor: Agung DH
