tirto.id - Tiga personel di jajaran kepelatihan Ajax Amsterdam diperintahkan beristirahat di rumah mereka masing-masing. Keputusan tersebut diambil lantaran ketiganya dicurigai telah terinfeksi virus Corona atau Covid-19. Dua dari tiga nama pelatih klub Belanda itu diketahui Christian Poulsen dan Alessandro Schoenmaker.
Christian Poulsen yang pernah bermain untuk Schalke 04, Juventus, Sevilla, dan Liverpool, adalah asisten pelatih Erik ten Hag di Ajax Amsterdam. Sedangkan Alessandro Schoenmaker merupakan pelatih fisik dan psikolog. Satu nama lagi belum diketahui, hanya disebutkan sebagai psikoterapis.
Dilansir De Telegraaf, Poulsen dan dua staf pelatih Ajax Amsterdam lainnya diharuskan tinggal di kediaman mereka masing-masing setidaknya hingga 13 Maret 2020 mendatang. Ketiganya akan dipantau apakah benar-benar terpapar virus Corona atau tidak.
"Mereka memang tidak mengalami gejala [terkena virus Corona], dan seandainya terus begitu mereka akan kembali bekerja pekan depan," ungkap juru bicara Ajax Amsterdam.
Penyebab kecurigaan tersebut berawal dari kontak Poulsen dengan rekannya sesama mantan pemain tim nasional Denmark, Thomas Kahlenberg. Eks gelandang Wolfsburg itu menghadiri perayaan ulang tahun Poulsen pekan lalu. Kahlenberg ternyata sudah didiagnosis terinfeksi virus Corona.
Alessandro Schoenmaker dan seorang staf kepelatihan Ajax Amsterdam lainnya juga hadir dalam pesta ulang tahun Poulsen tersebut.
Tak hanya itu, para pemain dari dua klub Liga Denmark, Brondby dan Lyngby, terpaksa dikarantina karena telah bertemu dengan Kahlenberg serta memeluknya dalam suatu pertandingan akhir pekan lalu.
Reuters melaporkan, Brondby dan Lyngby menjalin kerja sama dengan otoritas terkait untuk mencari tahu pemain, staf pelatih, suporter, atau siapapun yang pernah melakukan kontak fisik dengan Kahlenberg pada laga tersebut.
Kahlenberg adalah legenda hidup Brondby. Dalam situs klub itu disebutkan, ia mengawali karier sepakbolanya di Brondby pada 2001-2005, kemudian kembali ke klub Denmark itu sejak 2013 hingga gantung sepatu pada 2017.
Editor: Fitra Firdaus
