BMKG: Siklon Tropis Charlotte Memengaruhi Cuaca Sejumlah Wilayah RI

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan Siklon Tropis Charlotte terpantau di Samudera Hindia bagian selatan Jawa Tengah dengan kecepatan angin maksimum mencapai 55 knot dan tekanan rendah 985 HPa.

Siklon tersebut bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia dan diperkirakan intensitasnya akan menurun dalam 24 jam ke depan.

"Benar, berdampak tidak langsung pada kondisi cuaca di wilayah Indonesia," kata Kepala Bidang Layanan Informasi Cuaca BMKG, Ana Oktavia Setiowati kepada reporter Tirto, Rabu (23/3/2022).

Ana menjelaskan Siklon Tropis Charlotte menginduksi peningkatan kecepatan angin atau low level jet hingga mencapai lebih dari 25 knot di Samudra Hindia sebelah Selatan Jawa Timur hingga Jawa Barat. Siklon tersebut juga membentuk daerah konvergensi yang panjang dari Samudra Hindia Barat Daya Banten hingga perairan Selatan Jawa Barat.

Sirkulasi siklonik terpantau membentuk daerah konvergensi memanjang di Laut Arafuru dan Samudra Pasifik bagian utara Papua.

Daerah konvergensi juga terpantau memanjang dari perairan Utara Aceh hingga Laut Andaman, Laut Jawa bagian timur hingga laut Bali, perairan timur Kalimantan Utara hingga Kalimantan Utara, perairan kepulauan Sangihe Talaud hingga Halmahera, Pulau Seram dari Laut Banda hingga Papua bagian selatan, Papua Barat bagian utara hingga Papua Barat dan Papua bagian tengah.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.

BMKG memprakirakan cuaca di Pulau Sumatra secara umum berawan hingga hujan ringan, kecuali untuk wilayah Jambi berpotensi kabut dan potensi hujan petir terjadi di Aceh.

Kemudian di Pulau Jawa secara umum hujan ringan, kecuali untuk wilayah Surabaya dan Bandung berpotensi hujan sedang.

Ana menuturkan BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca terkait Siklon Tropis Charlote tersebut. BMKG menyampaikan informasi terbaru secara rutin melalui berbagai kanal untuk pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.

"Unit Pelaksana Teknis BMKG pada daerah terdampak terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait di wilayah tanggungjawabnya untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi dan penangulangan dampak bencana yang timbul akibat siklon tropis tersebut," kata dia.