Asih Widodo ayah dari Sigit Prasetyo, korban penembakan aparat keamanan 13 November 1998. Widodo 2017 ini berusia senja, 66 tahun. Tubuhnya masih cukup tegap, bicaranya masih lantang, meski kulitnya telah keriput khas lansia.
Usai wafatnya Sigit, 19 tahun silam, hidupnya oleng. Amarah dan sakit hatinya banyak dicurahkan dengan tulisan bernada protes. Ia membuat tulisan-tulisan itu pada ukiran kayu, helm, motor, dan jaket yang biasa ia kenakan.
Waktu yang terus berjalan berkelindan sejak anaknya wafat, tak sedikit pun semangat mencari keadilannya kendor. Meski negara abai, dalam rapalan doa dan ikhtiarnya mencari keadilan, Widodo tetap ngotot: Negara harus bertanggungjawab atas kematian anaknya. Penjara bagi Wiranto dan Habibie baginya adalah harga mati.
Foto dan Teks: Arimacs Wilander
Usai wafatnya Sigit, 19 tahun silam, hidupnya oleng. Amarah dan sakit hatinya banyak dicurahkan dengan tulisan bernada protes. Ia membuat tulisan-tulisan itu pada ukiran kayu, helm, motor, dan jaket yang biasa ia kenakan.
Waktu yang terus berjalan berkelindan sejak anaknya wafat, tak sedikit pun semangat mencari keadilannya kendor. Meski negara abai, dalam rapalan doa dan ikhtiarnya mencari keadilan, Widodo tetap ngotot: Negara harus bertanggungjawab atas kematian anaknya. Penjara bagi Wiranto dan Habibie baginya adalah harga mati.
Foto dan Teks: Arimacs Wilander