KTT G20 Bali

Apa Dampak dan Manfaat KTT G20 untuk Pariwisata Bali?

Apa dampak dan manfaat digelarnya KTT G20 terhadap pariwisata di Bali?

Terbit 10 Nov 2022 10:32 WIB,

Diperbarui 11 Nov 2022 00:20 WIB

Waktu baca ±4 menit

Kendaraan melintas di jalan yang pinggirnya dihiasi penjor atau hiasan janur kuning khas Bali di Jalan Bandara Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (10/11/2022). Pemerintah memasang penjor, bendera negara peserta, baliho, dan spanduk di sejumlah jalan protokol di Bali untuk memeriahkan KTT G20 yang akan berlangsung pada 15-16 November 2022. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.

tirto.id - Jadwal pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Bali akan segera dimulai.

Mengutip laman G20, KTT G20 Tahun 2022 berlangsung pada Selasa – Rabu, 15 – 16 November 2022 di Bali.

KTT G20 merupakan forum utama kerja sama ekonomi internasional dengan anggotanya adalah negara-negara yang memiliki skala perekonomian menengah hingga tinggi di dunia yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).

Ke-20 negara tersebut adalah Korea Selatan, Cina, Australia, India, Arab Saudi, Turki, Inggris, Jerman, Indonesia, Jepang, Perancis, Italia, Brasil, Argentina, Meksiko, Kanada, Rusia, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Uni Eropa, demikian seperti dikutip dari g20.org.

Dampak dan Manfaat KTT G20

Lalu, apa saja dampak dan manfaat digelarnya KTT G20 terhadap pariwisata di Bali?

Menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, digelarnya KTT G20 di Bali memberi manfaat dari segi ekonomi dan infrastruktur.

Bahkan jika dibandingkan dengan penyelenggaraan Annual Meeting IMF tahun 2018, secara agregat lebih besar 1,5 hingga 2 kali.

Hal itu ditandai dengan meningkatnya skala hunian hotel-hotel di Bali, terutama di kawasan sekitar penyelenggaraan KTT, Nusa Dua.

Kenaikannya bahkan mencapai 45,96 persen dan diperkirakan akan terus bertambah jelang puncak acara KTT G20, Antara News melansir.

Akibat kawasan Nusa Dua ditutup bagi wisatawan, maka pelancong akan luber ke beberapa kawasan di luar Nusa Dua. Hal itu menguntungkan dari sektor pariwisata, jelas Ida Bagus.

Dari sisi Infrastruktur, kawasan lokasi KTT G20 yang dibangun serta dipercantik hingga menghabiskan anggaran Rp526,54 miliar akan menjadi aset yang menguntungkan.

Dampak positif lainnya adalah Bali makin dikenal di seluruh dunia sebagai kawasan wisata yang indah dan kaya nilai budaya, sebab masing-masing negara akan memberitakan mengenai KTT G20 ini. Hal ini akan mengembalikan citra Bali sebagai kawasan wisata yang aman dan layak untuk dikunjungi.

Sejarah Pendirian G20

G20 awalnya dibentuk pada tahun 1999 yang diinisiasi oleh 7 negara yang disebut G7. Tujuannya untuk merangkul beberapa negara maju serta berkembang agar dapat bersama mengatasi krisis moneter kala itu yang terasa sekali dampaknya bagi perekonomian.

Wilayah Asia, Rusia, dan Amerika Latin adalah yang merasakan dampak krisis parah. Kemudian dibentuklah G20 demi mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif, laman bi.go.id melansir.

Awalnya G20 hanya dilakukan berupa pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral negara anggota. Kemudian pada 2008, G20 mulai dihadiri oleh Presiden dan kepala negara anggota G20.

Lalu pada 2010, dibahas pula masalah sektor pembangunan. Sejak itu G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track).