tirto.id - Peta koalisi untuk pemilihan umum (pemilu) tahun depan semakin mengerucut tapi masih penuh teka-teki. Pada September lalu, Partai Demokrat memutuskan berlabuh mendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto usai Anies Baswedan menggandeng tokoh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar.
Sebelum kabar tersebut tersiar, muncul narasi bahwa Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin pastikan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah solid dukung Anies. Klaim itu diunggah akun Facebook bernama “Kabar Politik Indonesia” dalam bentuk video berdurasi 8 menit 8 detik.
Dalam video, nampak Ma’ruf dan Anies sedang berpidato secara bergantian. Kemudian pada menit 3:10, narator membacakan sebuah artikel dengan judul “berpeluang besar jadi presiden 2024 parpol, pengusaha dan para tokoh mulai merapat dukung Anies”.
Semenjak diunggah pada Sabtu (29/4/2023), hingga Kamis (5/10/2023), unggahan ini telah disaksikan sebanyak 66 kali dan mendapatkan 3 tanda suka. Terlepas dari reaksinya tak begitu ramai, klaim ini tentu penting untuk diperiksa lantaran bisa memengaruhi pilihan publik terkait kandidat capres.
Lantas, benarkah Ma’ruf memberi pernyataan sesuai klaim yang tersebar?
Penelusuran Fakta
Setelah menonton video hingga tuntas, Tim Riset Tirto menyalin potongan pidato Ma’ruf untuk ditelusuri lewat pencarian Google.
Kutipan yang Tirto comot yakni “kami juga akan melakukan pergeseran strategi nasional dari yang semula titik berat pada infrastruktur kepada pembangunan sumber daya manusia”.
Dilansir Detik, pidato tersebut rupanya dibacakan Ma’ruf sebagai penutup di atas panggung debat di Golden Ballroom The Sultan Hotel, Jakarta, pada 17 Maret 2019 silam. Video utuhnya ditayangkan di kanal YouTube Kompas TV.
Menurut keterangan, debat kala itu merupakan debat pemilihan presiden (pilpres) ketiga yang hanya diikuti oleh dua cawapres, Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno. Tema debatnya meliputi isu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.
Itu artinya, pernyataan Ma’ruf dalam video sama sekali tak menyentil persoalan Pemilu 2024 dan kaitannya dengan dukungan NU dan Muhammadiyah terhadap Anies.
Tirto melanjutkan penelusuran untuk mencari tahu konteks pidato Anies. Masih dengan cara yang sama, kami menelusuri kata kunci “kita membutuhkan kebaruan, kita membutuhkan perubahan, kita membutuhkan perbaikan, dan yang berada di tempat ini adalah kita-kita yang mempercayai akan bisa dilakukan itu semua”.
Potongan pidato itu dimuat dalam berita Kabar 24 dan dituturkan Anies dalam acara Deklarasi IndonesiAnies. Acara itu berlangsung pada 2 November 2022 di Jakarta Convention Center.
Dokumentasi dalam bentuk video dapat disaksikan di kanal YouTube Kompas TV. Dalam keterangan videonya dikatakan, relawan IndonesiAnies merupakan relawan yang dibentuk dalam rangka memenangkan Anies Baswedan sebagai Presiden Indonesia.
Deklarasi itu menampilkan pentas budaya, parade kebangsaan, narasi Anak Bangsa, ikrar dan testimoni, serta ditutup dengan pidato kebangsaan oleh Anies Baswedan.
Adapun mengenai artikel yang dibacakan narator video bersumber dari laman Harian Terbit. Artikel yang tayang 3 Februari 2022 tersebut memuat pernyataan pengamat politik tentang besarnya dukungan Anies dari pengusaha dan tokoh-tokoh yang tidak terekspos media.
Dalam artikel tak disinggung mengenai ungkapan Ma’ruf soal NU dan Muhammadiyah solid dukung Anies. Tirto juga tak menemukan sumber pemberitaan kredibel yang dapat mengonfirmasi klaim.
Kesimpulan
Berdasar penelusuran fakta yang telah dilakukan, tidak ada sumber pemberitaan kredibel yang dapat mengonfirmasi klaim Ma’ruf Amin pastikan NU dan Muhammadiyah solid dukung Anies Baswedan.
Video yang tersebar hanya memuat pidato Ma’ruf saat debat cawapres tahun 2019 dan rekaman pidato Anies dalam acara Deklarasi IndonesiAnies yang berlangsung pada 2 November 2022. Keduanya sama sekali tak membenarkan klaim.
Jadi, narasi Ma’ruf pastikan NU dan Muhammadiyah solid dukung Anies bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty
