tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membatalkan kehadirannya ke acara Malam Munajat 212 yang diadakan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Dalam susunan jadwal acara, Anies seharusnya memberikan sambutan pada pukul 20.40 WIB. Namun, berdasarkan pantauan reporter Tirto di acara Malam Munajat 212, Anies tidak muncul untuk memberikan sambutan tersebut.
Anies mengatakan bahwa dirinya sedang menghadiri acara ke Padang, sehingga tak bisa hadir.
"Ke Padang, dari dulu saya udah bilang di Padang," ujar Anies saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, pada Jumat (22/2/2019).
Berdasarkan jadwal yang dibagikan oleh humas dalam grup wartawan Balaikota, sehari sebelumnya Kamis (20/2/2019), Anies memang sedang melakukan dinas ke Padang, Sumatera Barat.
Anies menghadiri pengarahan Pengarahan Presiden dan Persidangan Rakernas APPSI Tahun 2019. Acara tersebut berlangsung di Padang Convention Center (PCC) Ballroom Hotel Grand Inna Padang, Sumatera Barat.
Novel Bamukmin, selaku bagian media di acara Malam Munajat 212, mengatakan bahwa acara tersebut diadakan oleh Lembaga Dakwah FPI Pusat dan MUI Jakarta.
"Jadi yang mengadakan ini Lembaga Dakwah FPI Pusat dan MUI Jakarta," kata Novel saat dihubungi oleh reporter Tirto pada Kamis (21/2/2019).
Acara akan berlangsung setelah magrib, Novel menjelaskan bahwa Malam Munajat 212 memiliki rangkaian acara berupa zikir, doa, dan salawat.
"Serta tausiah kebangsaan untuk keselamatan bangsa," tambahnya.
Di sisi lain, pihak Majelis Ulama Indonesia Jakarta menjawab tentang pelaksanaan acara doa bersama di Monas, Jakarta, Kamis (21/2/2019). MUI Jakarta menyebut, acara bukan lah Munajat 212, tetapi acara senandung salawat.
"Bukan [acara Munajat 212], kalau dari MUI DKI kita namanya Senandung Salawat," kata Sekretaris Infokom MUI Jakarta Nanda Khairiyah saat dihubungi reporter Tirto, Kamis.
Nanda membenarkan kalau acara di Monas diselenggarakan oleh MUI Provinsi DKI Jakarta. Acara tersebut digelar untuk bersifat musabah. Mereka ingin mengadakan acara untuk menyatukan umat yang ada di Jakarta, dan Indonesia.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri
