Minggu (17/9) malam, massa mengepung kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta usai pertunjukan musik, pembacaan puisi, dan komedi tunggal terlaksana. Acara itu serangkaian dengan seminar tentang sejarah 1965, yang seharusnya digelar sehari sebelumnya, tetapi tertunda karena intervensi kepolisian dan sejumlah ormas.
Massa memaksa masuk, merusak pagar, dan menyerang para pengunjung acara tersebut dengan cara melemparkan batu ke kantor LBH, tak peduli di antara para pengunjung itu terdapat wanita dan orang-orang berusia lanjut. Mereka berteriak-teriak dan menyanyikan yel-yel "Ganyang PKI."
Para pengunjung yang terperangkap di dalam kantor LBH berangsur-angsur kekurangan logistik dan kelelahan, baik fisik maupun psikologis. Mereka tak mengerti apa hubungan antara pertunjukan seni dan pengungkapan kebenaran dengan partai politik yang sudah lama bubar.
Ketegangan terus meningkat sampai akhirnya polisi mengendalikan massa dengan water cannon dan gas air mata sekitar pukul 00.00. Upaya yang terlambat itu baru berhasil membubarkan massa pada dinihari Senin (18/9).
Selain properti-properti milik LBH, massa juga merusak mobil-mobil yang terparkir di kawasan itu dan satu pos polisi di Jalan Diponegoro.
Foto: Arimacs Wilande
Teks: Dea Anugrah
Massa memaksa masuk, merusak pagar, dan menyerang para pengunjung acara tersebut dengan cara melemparkan batu ke kantor LBH, tak peduli di antara para pengunjung itu terdapat wanita dan orang-orang berusia lanjut. Mereka berteriak-teriak dan menyanyikan yel-yel "Ganyang PKI."
Para pengunjung yang terperangkap di dalam kantor LBH berangsur-angsur kekurangan logistik dan kelelahan, baik fisik maupun psikologis. Mereka tak mengerti apa hubungan antara pertunjukan seni dan pengungkapan kebenaran dengan partai politik yang sudah lama bubar.
Ketegangan terus meningkat sampai akhirnya polisi mengendalikan massa dengan water cannon dan gas air mata sekitar pukul 00.00. Upaya yang terlambat itu baru berhasil membubarkan massa pada dinihari Senin (18/9).
Selain properti-properti milik LBH, massa juga merusak mobil-mobil yang terparkir di kawasan itu dan satu pos polisi di Jalan Diponegoro.
Foto: Arimacs Wilande
Teks: Dea Anugrah