tirto.id - Baru-baru ini viral modus penipuan QRIS di sebuah masjid yang ada di Jakarta Selatan. Modus penipuan QRIS ini terkuak menyusul beredarnya sebuah rekaman CCTV dari tempat kejadian.
Rekaman CCTV itu menampilkan seorang laki-laki mengganti QR Code QRIS kotak amal yang ada di Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta Selatan.
Ketika melakukan aksinya mengganti kode QRIS, pelaku tampak melihat ke kanan ke kiri untuk memastikan bahwa tindakannya tidak ketahuan. Berdasarkan waktu pada rekaman CCTV, aksi penipuan itu terjadi pada Kamis, 6 April 2023 pukul 10.37 WIB.
Akibat penggantian kode QRIS itu, para jemaah masjid yang ingin berdonasi mengirimkan uang ke rekening yang salah, yaitu rekening milik pelaku penipuan.
QRIS asli milik Masjid Nurul Iman terdaftar dengan nama “MASJID NURUL IMAN BLOK M SQUARE.” Sementara QRIS yang ditempel oleh pelaku penipuan kotak amal terdaftar dengan nama “RESTORASI MASJID.”
Video tersebut viral setelah diunggah akun Instagram @redasamudera.id. Menyusul unggahan tersebut, banyak warganet mengaku telah menjadi korban penipuan QRIS palsu tersebut.
Tidak hanya itu, pelaku penipuan diduga tidak hanya melancarkan aksinya di Masjid Nurul Iman Blok M Square. Ia diduga juga pernah melakukan di sejumlah masjid lainnya.
Menyusul adanya kasus ini, masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati sebelum melakukan kegiatan amal atau apapun, termasuk saat menggunakan QRIS. Pastikan bahwa QRIS tersebut adalah benar dan resmi.
Bagaimana Cara Kerja QRIS?
Mengutip laman resmi Bank Indonesia (BI), QRIS adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
Cara kerja transaksi menggunakan QRIS dari segi pengguna, diterapkan menggunakan perangkat pintar seperti smartphone atau tablet. Selain perangkat pintar, pengguna juga harus memiliki aplikasi perbankan dan keuangan digital dengan layanan pembayaran QRIS.
Pengguna yang ingin melakukan pembayaran dapat pmelakukan pemindaian (scan) kode QR atau QR Code yang disediakan oleh pelaku usaha.
Proses pemindaian ini dilakukan dengan mengarahkan kamera perangkat pintar yang telah terhubung aplikasi keuangan atau perbankan. Selanjutnya, jika pembayaran berhasil pengguna akan menerima notifikasi pemotongan saldo atau peningkatan nominal kredit.
Sistem pembayaran ini berguna agar proses transaksi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS.
Para pihak yang terlibat dalam transaksi QRIS terdiri atas Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), Lembaga Switching, Merchant Aggregator, dan pengelola National Merchant Repository.
Pihak yang dapat melakukan pemrosesan transaksi QRIS adalah Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang termasuk dalam kelompok Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran front end seperti Penerbit dan/atau acquirer.
Sementara itu, PJSP dan Lembaga Switching yang melaksanakan kegiatan pemrosesan Transaksi QRIS wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.
QRIS mengandung serangkaian kode yang memuat data/informasi, berupa identitas pedagang/pengguna, nominal pembayaran, dan/atau mata uang yang dapat dibaca dengan alat tertentu dalam rangka transaksi pembayaran.
Teknologi QR Code digunakan karena mempunyai kapasitas data yang lebih besar dibandingkan barcode horizontal.
Selain itu, QR Code juga mempunyai kelebihan bisa dibaca dari berbagai arah dan tetap bisa dipindai (scan) walaupun 30 persen kode rusak atau kotor.
Editor: Yonada Nancy
