tirto.id - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengatakan Bougainville mendukung referendum Papua. Referendum adalah tuntutan utama OPM kepada pemerintah pusat di Jakarta. Lewat referendum orang Papua diberi pilihan apakah tetap bersama republik atau jadi negara sendiri.
"Pimpinan dan rakyat Bougainville menyatakan mereka siap dan akan mendukung perjuangan bangsa Papua untuk merdeka," kata Sebby kepada reporter Tirto, Sabtu (14/12/2019).
Sebby mengatakan dukungan untuk referendum Papua akan dideklarasikan "setelah mereka (Bougainville) mendapat pengakuan dari Papua New Guinea."
Ketua OPM Jeffrey Bomanak dan Agustinus Aud sebagai utusan resmi dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) hadir dalam acara perayaan kemenangan referendum Bougainville. Sebby mengatakan saat itu Bendera Bintang Kejora--simbol kultural orang Papua--berkibat di antara ribuan bendera Bougainville.
Pada saat itu pimpinan dan politikus Bougainville mendesak James Marape, Perdana Menteri Papua Nugini, untuk segera mengumumkan kemerdekaan Bougainville ke seluruh dunia.
Bougainville mengadakan referendum pada 23 November-7 Desember 2019. Mereka diberi dua pilihan: perluasan otonomi atau kemerdekaan penuh.
Dari 181.067 kertas suara, 176.928 orang memilih merdeka. 3.043 orang memilih perluasan otonomi. Sisanya, 1.096 surat suara, tidak sah. Itu artinya, mayoritas rakyat Bougainville berkehendak berpisah dari Papua Nugini.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Rio Apinino
