Tempat & Tanggal Lahir
Raha, Raha II, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Indonesia, 7 November 1962
Karir
- PPP Politikus
Pendidikan
- Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Medan
- Magister Manajemen Universitas Sumut
Detail Tokoh
Habil Marati merupakan politisi PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Pria kelahiran Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara ini lahir pada 7 November 1962 dan bersekolah di Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Medan tahun 1982, serta Magister Manajemen Universitas Sumut tahun 2003. Keaktifannya di dunia politik diawali dengan menjadi Anggota DPRD Tingkat II Kotamadya Medan periode 1982—1987.
Lalu, dia menjadi Anggota DPRD Sumut periode 1987—1992. Langkahnya tidak terhenti sampai di situ, dia menjadi Wakil Ketua DPRD Sumut pada tahun 1997 sebelum melanjutkan langkah ke panggung MPR dengan menjadi anggota pada periode 1997—1999. Pada tahun 1999, dia mendapatkan amanah untuk mewakili tanah kelahirannya di kursi DPR-RI periode 1999—2004.
Selain aktif di kursi legislatif, dia juga aktif di partainya. Dia pernah mengemban tanggung jawab sebagai Ketua DPW PPP Sumatera Utara periode 1995—2004 dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PP 2003—2007. Namun, kesetiannya pada PPP tidak selalu mulus. Dia pernah membelot dari PPP dengan membentuk Front Persatuan Pendukung Prabowo (FPPP) ketika PPP mendukung SBY-Boediono.
Selain berprofesi sebagai politikus, dia pernah berprofesi sebagai direktur utama di enam perusahaan, di antaranya ialah PT Batavindo Kridanusa dan PT Industry Kakao Utama. Posisi ini membuat hartanya melambung dari Rp47,5 miliar pada tahun 2001 menjadi Rp118,8 miliar pada tahun 2004.
Namun, kabar tidak mengenakkan datang darinya. Pada tahun 2019, dia ditetapkan sebagai tersangka kasus perencana pembunuhan empat tokoh nasional. Dia ditangkap saat sedang berada di rumahnya, di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada 29 Mei 2019.
Menurut pengakuan dari Kivlan Zen, dia memberikan uang sebesar 4.000 dollar Singapura kepada Kivlan. Selain itu, dia juga diduga sebagai pemasok senjata pada Aksi 22 Mei 2019.