tirto.id -
Target Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) agar Indonesia bisa masuk ke peringkat 10 besar di Asian Games 2018 dinilai pengamat olahraga sekaligus mantan atlet renang, Lukman Niode, sebagai sebuah target yang salah kaprah.
Dari sisi anggaran, misalnya, Lukman menilai dukungan pemerintah terbilang kecil. Alokasi anggaran untuk bidang olahraga hanya berkisar Rp 600 miliar untuk tahun 2016. Lukman menilai hal tersebut tak sesuai dengan posisi Indonesia sebagai anggota G20 peringkat ke-16 dari 219 negara namun alokasi Gross Domestic Product (GDP) untuk olahraga nasional hanya 0,0032 persen.
Lukman juga menyoroti dasar penentuan target peringkat Kemenpora yang menurutnya tak jelas. Ia menilai kemungkinan besar target yang dicanangkan Imam Nahrawi beserta jajaran birokrat Kemenpora lain tersebut hanya berdasarkan data statistik peringkat Indonesia di Asian Games tahun 1951 hingga 2014 yang tak stabil.
“Menentukan peringkat itu berdasarkan apa? Tidak ada data pendukungnya, kasihan Pak Menteri. Ini ada yang salah,” ujar pria yang sekarang juga menjabat sebagai Wakil Ketua IV Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) itu di Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Menurut Lukman, yang perlu diperhatikan adalah aspek pembinaan prestasi dan peforma. Tak hanya mengandalkan sistem peringkat Indonesia di Asian Games sebelumnya. Karena meskipun mengandung data empiris serta formula yang tepat, namun persoalan kondisi dan peforma atlet lebih mendasar dan lebih perlu dibenahi.
“Ini pandangan saya sebagai seorang atlet dan mantan olimpian (peserta olimpiade), bukan dengan menggunakan nama Satlak Prima,” ujar Lukman. (ANT)
