Gemerlap lampu warna-warni dari setiap wahana permainan dan deretan lapak pedagang asongan kawasan Pasar Malam BKT kembali menghidupkan pinggiran kota yang butuh hiburan murah.
Pandemi mengubah peruntungan Pasar Malam BKT (Banjir Kanal Timur), Durensawit, Jakarta Timur sebagai lini usaha yang mengandalkan keramaian. Selama hampir tiga bulan lamanya, bersamaan dengan anjuran untuk tetap di rumah dan pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditujukan guna memutus rantai penyebaran virus, Pasar Malam BKT kolaps. Pengunjung berguguran, begitu pula pemasukan.
Usai hampir tiga bulan berdiam diri, harapan mulai diapungkan kembali. Para pelaku di dalamnya perlahan menata optimisme; meyakini bahwa usaha yang mereka bangun dari nol akan kembali bangkit seperti sedia kala. Orang-orang bakal berdatangan, mencari kebahagiaan, dan pulang dengan senyum yang lebar sembari berniat untuk kembali lagi mengunjungi pasar malam.
Sejalan dengan periode masa transisi (New Normal) pandemi COVID-19 dari Pemerintah yang kembali membuka aktivitas di ruang publik --sebuah kebijakan dilematis pemerintah yang dipaksakan agar laju perekonomian dapat berjalan, meskipun data pertumbuhan COVID-19 masih terus meningkat--, roda aktivitas Pasar Malam BKT pun bergerak perlahan. Sejumlah protokol kesehatan mulai dari penggunaan masker, pembatasan kerumunan massa hingga fasilitas cuci tangan sebagai langkah antisipasi diterapkan bagi pengelola, pedagang hingga pengunjung. Meski terus dipantau aparat Satpol PP agar tidak ada yang melanggar protokol kesehatan, gemerlap lampu warna-warni dari setiap wahana permainan dan deretan lapak pedagang asongan kembali menghidupkan kawasan pinggiran kota yang butuh hiburan murah. tirto.id/Hafitz Maulana
Baca juga artikel terkait PASAR MALAM atau tulisan lainnya